Pengamat politik, Ahmad Khoirul Umam menyoroti wacana mundurnya Mahfud MD dari posisi Menko Polhukam. Dia mengaku khawatir jika calon wakil presiden nomor urut 03 itu punya data penting yang dapat dipakainya untuk menyerang pemerintah pada tahun politik ini. 

Jika itu terjadi, kata Umam, ambisi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk menang sekali putaran bisa gagal total.

Harus diakui Pemerintahan Joko Widodo memana yang condong mendukung Prabowo-Gibran, namun agenda mereka memenangkan pasangan ini bisa gagal jika Mahfud punya senjata pamungkas.

Baca Juga: Istana Sebut Pengunduran Diri Mahfud Tak Berefek Pada Penyelenggaraan Pemilu 2024

“Jika Mahfud pegang data dan informasi, yang bisa di-generate menjadi pukulan telak bagi kredibilitas pemerintahan Jokowi dan Paslon 02, maka keputusan mundur dari kabinet ini akan menjadi gelombang kekuatan yang efektif untuk menahan rival terberatnya di kubu 02 yang menargetkan kemenangan satu putaran,” kata Umam, di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Meski begitu, Umam mengatakan data-data penting mengenai borok pemerintah juga belum tentu  efektif karena berbagai hal, salah satunya adalah mempetenya waktu kampanye yang hanya tersisa dua pekan lagi, tak hanya itu, faktor lain yang turut berpengaruh adalah narasi yang dibangun. 

“Akankah berdampak secara elektoral atau tidak, akan sangat bergantung pada narasi lanjutan, intensitas serangan dan sosialisasi pasca-keputusan politik ini,” ujarnya.

Umam juga menengarai mundurnya Mahfud menjadi bentuk mosi tidak percaya kepada kredibilitas pemerintahan Jokowi. Langkah mundur bisa jadi pukulan politik untuk Jokowi.

“Keputusan Mahfud itu tampaknya juga sudah ditunggu-tunggu Jokowi, yang tampaknya juga telah terusik zona nyamannya, di mana tokoh yang selama ini ia percaya sebagai Menko Polhukam kini justru berbalik menyerang pemerintahan yang ia pimpin, karena perbedaan arah kepentingan politik praktis,” ujarnya.

Aspek lain yang disorot Umam, keputusan Mahfud mundur secara langsung atau tidak, merepresentasikan sikap PDIP yang semakin berseberangan dan berulang kali menunjukkan siap buka front dengan status quo. Namun Umam mempertanyakan mengapa menteri dari PDIP belum juga mundur.

Baca Juga: Mahfud MD Mau Sampaikan Langsung Pengunduran Diri ke Jokowi, Istana Singgung Tata Krama

Baca Juga: Upaya Menggerus Suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah, Rakyat Politisasi Lewat Sembako Murah

“Ataukah tetap diarahkan untuk bertahan di pemerintahan Jokowi? Jika ternyata PDIP memilih membiarkan para menteri bertahan di pemerintahan, hal itu mengindikasikan terjadinya inkonsistensi sikap politik PDIP, yang seolah terkesan cari aman dan nyaman jelang pertempuran politik 2024 ini,” tuturnya.