Buku biografi Siti Hardijanti Hastuti Rukmana atau Tutut Soeharto resmi diluncurkan dengan judul Selangkah di Belakang Mbak Tutut. Buku yang hadir dalam dua jilid ini ditulis oleh Donna Sita Indria, Boy Mahar Indarto, Hanik Purwanto, dan Kristina Rahayu Lestari, serta menghadirkan beragam kesaksian dari tokoh nasional hingga internasional.

Penulisan buku ini bukan perjalanan singkat. Donna Sita Indria, salah satu penulis, mengungkapkan bahwa prosesnya memakan waktu panjang, sekitar tujuh tahun, dengan dua tahun di antaranya terhenti akibat pandemi.

Baca Juga: Buku Biografi Tutut Soeharto Resmi Diluncurkan: Mengupas Potret Perjalanan Hidup Putri Presiden

“Total kurang lebih lima tahun yang betul-betul efektif. Narasumbernya banyak sekali, bahkan ada dua mantan kepala negara yaitu Presiden Filipina Fidel Ramos dan Perdana Menteri Malaysia,” ungkap Donna saat peluncuran di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Membahas mengenai pemilihan judul buku Donna menerangkan bahwa kedekatan para narasumber dengan Tutut menjadi alasan. Mereka memilih judul itu karena memang mereka yang diwawancarai adalah orang-orang dekat yang mengikuti langsung aktivitas Tutut, baik di sosial, politik, bisnis, maupun kegiatan internasional.

"Jadi seolah-olah selalu satu langkah mendampingi beliau,” katanya.

Baca Juga: Mbak Tutut Minta Maaf Bila Ayahnya Soeharto ada Salah Selama 32 Tahun Pimpin Indonesia

Buku ini juga menyingkap sisi sejarah yang jarang terungkap. Donna mengisahkan, salah satu wawancara dilakukan dengan mantan Wakil Presiden RI, Try Sutrisno. Hal ini menunjukkan peran penting Tutut dalam dinamika politik era Orde Baru, termasuk saat dirinya menjabat sebagai Menteri Sosial di Kabinet Pembangunan VII.

“Beliau menjelaskan ada tugas-tugas khusus yang diberikan Pak Harto kepada Mbak Tutut, dan itu tercatat dalam buku ini,” ujarnya.

Lebih jauh, menurut Donna, buku ini juga memiliki nilai edukatif bagi generasi muda. Pasalnya, banyak peristiwa yang sudah terjadi lebih dari 20 tahun lalu.

Baca Juga: Deretan Perempuan Ternama di Indonesia yang Gemar Membaca Buku, Panutan!

"Gen Z tidak tahu detailnya. Melalui buku ini, mereka bisa mengenal kembali sejarah sekaligus sosok Bu Tutut yang konsisten bekerja dan berkarya,” tuturnya.

Selain itu, Prof. Tria S.P. Ismail Saleh, penanggung jawab buku, juga menyampaikan bahwa karya ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk untuk meningkatkan literasi masyarakat.

"Minat baca di Indonesia masih rendah. Buku ini strukturnya menarik dan sosok Bu Tutut punya warna tersendiri bagi Indonesia. Harapannya, generasi muda yang biasanya kurang tertarik membaca bisa terinspirasi. Tidak menutup kemungkinan nantinya kisah ini diadaptasi menjadi film,” kata Prof. Tria.

Untuk diketahui, buku biografi ini terbagi dalam dua jilid. Jilid pertama setebal 527 halaman dan jilid kedua 429 halaman. Keduanya menyajikan rangkaian cerita tentang Tutut, baik dari sisi aktivitas publik maupun kehidupan personal