Tokoh politik sekaligus pengusaha sukses Hary Tanoesoedibjo mengaku soft skill yang mumpuni adalah salah satu modal utama menjadi pengusahaa atau entrepreneur. Bos media MNC Group itu mengatakan soft skill bahkan jauh lebih penting dari sokongan modal finansial. 

Menurutnya, sebesar apapun modal finansial untuk memulai usaha tetap tidak akan berhasil jika tak memiliki  soft skill mumpuni.  

Baca Juga: Maung Putih Dimuseumkan

“Jangan nuntut tidak punya modal, dikasih modal banyak pun, kalau soft skillnya tidak kuat, jebol juga. Saya kasih tahu. Jadi ini very very important,” kata Hary Tanoesoedibjo dilansir Senin (9/9/2024). 

Lantaran soft skill teramat penting untuk memulai usaha, Hary Tanoe menyarankan anak-anak muda generasi sekarang untuk menguasai berbagai  keahlian soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, bekerja di bawah tekanan, dan memecahkan masalah.

Apabila kemampuan tersebut sudah mumpuni, hal lain yang tak kalah penting untuk memulai karier sebagai entrepreneur adalah keberanian. Dengan kata lain Hary Tanoe meminta agar mereka yang ingin memulai merintis karier sebagai pengusaha harus keluar dari zona nyaman mereka. 

“Kadang-kadang kalau anak-anak itu saya bilang, kamu harus berani ya jadi entrepreneur, tidak punya modal pak. Yang penting itu soft skill dulu,” tuturnya. 

Hary Tanoe mengatakan, seumur hidupnya ia tak pernah bekerja dengan orang lain atau menjadi karyawan di perusahaan tertentu. Dia langsung menjadi entrepreneur begitu menuntaskan studi Master of Business Administration (MBA) di Kanada pada 1989. 

Dia mengaku, ketika pertama kali merintis usahanya, ia tak mengantongi modal besar, ia memulainya seorang diri, dan seiring berjalannya waktu ia mulai memberanikan diri merekrut karyawan. 

Dan seperti kita ketahui bersama. Hary Tanoe saat ini menjadi pengusaha kaya raya, ia menjadi pemilik MNC Group yang menaungi sejumlah media massa. Dia juga mendirikan partai Politik bernama Perindo. 

Baca Juga: Mulai Besok Jokowi Berkantor di IKN hingga 19 Oktober 2024

“Jadi saya dengan modal kecil, saya bangun usaha dan berkembang. Dari karyawan satu, siapa karyawan satu? Saya sendiri. Karena tidak bisa gaji orang, ya kan Baru mulai. Jadi ya semua saya kerjakan, saya dirutnya, saya direktur keuangannya, saya juga stafnya, semua saya kerjakan sendiri dan akhirnya berkembang, berkembang, berkembang, berkembang,” pungkasnya.