Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian, membenarkan telah terjadi kebocoran terkait dengan Indonesia Automatic Finger Indentification System (Inafis).

Namun, meski demikian pihaknya mengatakan kebocoran data tersebut tidak mempengaruhi kinerja dari Polri.

Baca Juga: Ini Bocoran Isi Naskah Akademik Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu

"Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik," ujarnya, kemarin.

Lebih lanjut, ia mengatakan kebocoran data tersebut hanya terjadi pada data lama yang belum diperbaharui.

"Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," kata Hinsa.

Diketahui sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan serangan siber terhadap server PDN menggunakan virus Ransomware jenis baru yang dikenal sebagai Lockbit 3.0.

Bahkan, menurut Menkominfo, dari serangan tersebut mengonfirmasi adanya permintaan uang tebusan dari peretas server PDN.

“Menurut tim, (uang tebusan) 8 juta dolar," ucapnya.