Dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional, British Council menyelenggarakan pergelaran seni inklusif di Taman Ismail Marzuki pada 9 Desember 2025 dalam merayakan kekuatan kolaborasi budaya antara Inggris Raya dan Indonesia. Penyelenggaraan seni ini menyoroti bagaimana pertukaran kreatif menciptakan peluang yang lebih besar bagi para seniman, praktisi budaya, dan komunitas kreatif di kedua negara.

Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha pada menyampaikan komitmennya dalam memperdalam kerja sama tahun depan dengan mempersiapkan banyak program bersama, salah satunya adalah kolaborasi dengan British Council.

“Semua ini kami lakukan karena kami percaya bahwa seni dan budaya memiliki kekuatan besar untuk menyatukan orang-orang dan menciptakan harmoni,” ungkapnya dalam Pergelaran Seni di TIM, Jakarta, pada Selasa (10/12/2025).

Baca Juga: AKASO 360 Resmi Hadir di Indonesia, Tawarkan Perekaman Imersif dengan Kamera All in One

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Irene Umar, menegaskan bahwa pertunjukan tersebut menjadi momentum penting dalam mempertemukan dua budaya dan membuka jalan bagi kolaborasi kreatif Indonesia dan Inggris.

“Pertunjukan ini jadi titik temu dua budaya, dan British Council berhasil membuka jalannya. Talenta musik Indonesia kini bisa debut di London, dan ini baru awal. Pembahasan kami dengan DCMS juga positif, ada rencana konkret yang akan dimulai Januari nanti karena 'pasukan di lapangan' di kedua negara siap untuk berpadu,” ujar Irene Umar.

Direktur British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia, menjelaskan bahwa Program Connections Through Culture (CTC) bertujuan untuk membina hubungan dan kolaborasi antara seniman, praktisi kreatif, dan lembaga seni dari Inggris dan Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan kesempatan untuk berjejaring secara internasional dan berkolaborasi dalam proyek-proyek inovatif. 

“Melalui program seperti Connections Through Culture, kami berkomitmen memperdalam hubungan antara sektor kreatif kedua negara, memperkuat jejaring, serta mempromosikan pertukaran budaya inklusif yang bermanfaat bagi seniman dan masyarakat," tuturnya.

Beberapa di antaranya bahkan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karya mereka di Inggris seperti seniman Melati Suryodarmo yang menyelenggarakan pameran bertajuk “Passionate Pilgrim” di Ikon Gallery di Birmingham pada tahun 2023, membuka jalan bagi talenta Indonesia untuk mendapatkan pengakuan di panggung global dan memperkaya dialog budaya antara kedua negara.

Puncak acaranya adalah pemutaran film pertunjukan balet ternama Giselle karya Akram Khan dari English National Ballet, yang diperkaya oleh penampilan tari kontemporer interpretasi langsung bertajuk Factory Devotion. Karya ini dibawakan secara apik oleh penari Indonesia Arif Setyo Budi (Arif Onelegz) dan penari Inggris Lauren Russell.