Presiden Direktur Maspion Group, Alim Markus, memandang kehidupan sebagai sebuah proses usaha dan perjuangan yang tidak pernah berhenti.
Pandangan itu lahir dari pengalaman hidupnya sejak kecil yang penuh keterbatasan, namun justru menumbuhkan semangat juang yang membentuk dirinya hingga kini.
Lahir dari keluarga sederhana, Alim dibesarkan di sebuah kamar berukuran 3x4 meter di kawasan Kapasan, Surabaya, bersama kedua orang tua dan lima saudara kandungnya.
Kondisi yang serba terbatas itu membuat setiap aktivitas sehari-harinya, bahkan hal yang sederhana seperti kebutuhan dasar, menjadi tantangan tersendiri.
“Saya itu dilahirkan dan dibesarkan di Kapasan gang 2, nomor 2. Dari kamar ukuran 3x4, 12 meter persegi, ditinggali 2 orang tua sama 5 bersaudara. Bayangkan saja, buang air kecil atau besar pun tidak begitu nyaman,” kenang Alim Markus, sebagaimana dikutip Olenka, Selasa (23/9/2025).
Namun, kata Alim, keterbatasan tidak membuatnya patah semangat. Sejak usia muda, ia mengaku sudah terbiasa menghadapi tantangan dan berusaha menjadikannya sebagai pijakan untuk melangkah lebih jauh.
Baca Juga: Bos Maspion Alim Markus Ceritakan Awal Perjalanan Bisnis Sejak Usia 15 Tahun
Pada usia 15 tahun, Alim bahkan memutuskan berhenti dari pendidikan formal untuk ikut membantu mengembangkan usaha kecil yang dirintis ayahnya.
“Saya betul-betul dari pengusaha kecil, itu ayah saya juga demikian. Jadi, apa boleh buat, saya ikut berjuang dari bawah,” ungkapnya.
Bagi pria kelahiran Surabaya, 24 September 1951 itu, semangat pantang menyerah adalah kunci. Hidup, menurutnya, tidak bisa dijalani tanpa perjuangan.
Suami dari Sriyanti ini pun lantas menggambarkan perjuangan hidup layaknya bertani, di mana hasil tidak akan pernah datang tanpa usaha untuk menanam.
“Hidup itu tanpa perjuangan tidak mungkin. Kalau you tidak tanam padi, mana bisa tumbuh padi. Jadi kita ini harus terus berusaha,” tegasnya.
Baca Juga: Kisah Pendirian Maspion Group, Mulai dari Usaha Keluarga hingga Merajai Pasar Indonesia