Di balik kesibukannya menangani pasien sebagai dokter spesialis anak, dr. Attila Dewanti tetap menyempatkan diri untuk berbagi ilmu lewat media sosial. Lewat akun Instagram pribadinya, @dr.attiladewanti, ia rutin membagikan konten edukasi seputar tumbuh kembang anak dengan gaya yang ringan dan mudah dipahami. 

Menariknya, di sela aktivitasnya sebagai dokter, dr. Attila juga gemar travelling dan kerap membagikan momen kebersamaannya bersama keluarga. Ia pun sering memperlihatkan potret dirinya yang piawai memadupadankan busana, sehingga tampil stylish di berbagai kesempatan. 

Di balik kesibukannya, Attila juga kerap mengunggah potret dirinya saat menangani pasien, khususnya anak-anak Raffi Ahmad, yang semakin menunjukkan profesionalisme sekaligus sisi humanisnya sebagai seorang dokter.

Terlepas dari aktivitasnya di sosial media yang sudah memiliki lebih dari 100 ribu pengikut, berikut ini Olenka sajikan sejumlah informasi yang dirangkum dari pelbagai sumber, Sabtu (16/8/2025), untuk mengenal lebih lanjut sosok dr. Attila Dewanti.

Baca Juga: Mengenal Ayu Purwarianti, Sosok Perempuan Indonesia di Garda Depan Kemajuan AI dan NLP

Profil Singkat dan Latar Pendidikan

Attila Dewanti, Sp.A(K) dikenal sebagai dokter spesialis anak yang kini berpraktik di Brawijaya Hospital Antasari. Informasi ini juga ia cantumkan dalam bio Instagram pribadinya. Perempuan kelahiran 28 Mei ini menempuh perjalanan panjang dalam dunia pendidikan dan profesinya, dengan rekam jejak akademik yang gemilang.

Mengutip dari laman Bebelac, dr. Attila mengawali langkahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada 1998, ia berhasil meraih gelar dokter umum, lalu melanjutkan spesialis Anak di Universitas Indonesia pada tahun 2000. 

Perjalanan itu berlanjut ketika pada 2006, ia menyelesaikan pelatihan sebagai Dokter Spesialis Saraf Anak di kampus yang sama. Tak berhenti di situ, dr. Attila aktif memperluas wawasan dengan mengikuti berbagai symposium dan workshop sejak 2006 hingga 2013. 

Bahkan, kiprahnya menembus kancah internasional, mulai dari menghadiri Congres European Society for Paediatric Infection Diseases (ESPID) di Dublin pada 2014, hingga Congress of The European Academy of Pediatric Society di Paris pada 2018.

Perjalanan Karier Gemilang

Sebagai dokter spesialis anak yang juga terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga Asian & Oceanian Child Neurology Association (AOCNA), dr. Attila tak hanya memberikan layanan konsultasi, tetapi juga tindakan medis komprehensif untuk pasien anak. Mulai dari skrining tumbuh kembang, vaksinasi, hingga menangani berbagai penyakit yang kerap menyerang anak seperti batuk, pilek, pusing, dan lain-lain.

Perjalanan kariernya dimulai di Harapan Kita Women and Children Hospital, tempat ia mengabdi sebagai dokter anak sejak tahun 2004 hingga 2016. Dari sana, kiprahnya terus berkembang. Pada 2006, ia bergabung dengan Brawijaya Women & Children Hospital dan hingga kini masih aktif melayani pasien dengan penuh dedikasi.

Baca Juga: Mengenal Sosok Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Terkaya di Kabinet Merah Putih

Kompetensinya di bidang neurologi anak membuatnya dipercaya menduduki sejumlah posisi penting di lingkungan Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Neurology Working Group (2008-2011), lalu dipercaya menjadi Ketua kelompok kerja tersebut pada periode 2011-2014. 

Selain itu, dr. Attila juga berkesempatan memimpin Well Children Clinic pada 2010 hingga 2015, sebuah peran yang semakin memperkaya pengalamannya dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal.

Dengan pengalaman panjang, baik di rumah sakit maupun organisasi profesi, dr. Attila terus berkomitmen menghadirkan layanan terbaik bagi kesehatan anak-anak Indonesia.

Aktif Jadi Pembicara

Di sela aktivitasnya sebagai dokter, dr. Attila Dewanti juga kerap hadir sebagai pembicara dalam berbagai acara edukatif mengenai kesehatan anak. Salah satu topik yang pernah ia angkat adalah tentang pentingnya mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak, sebuah kondisi yang sering kali tidak disadari oleh orang tua.

Menurutnya, banyak orang tua kerap menganggap anak yang terlihat lesu, kurang bersemangat, atau diam saja hanya sekadar sedang lelah. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi gejala awal dehidrasi ringan hingga sedang. Jika dibiarkan, dehidrasi dapat berkembang menjadi lebih serius dan membahayakan kesehatan anak.

Baca Juga: Waspada! Begini Cara Deteksi Tanda Awal Dehidrasi pada Anak

Dalam pemaparannya, dr. Attila menjelaskan bahwa dehidrasi pada anak umumnya terbagi menjadi tiga tingkat: ringan, sedang, dan berat. Pada tahap ringan, gejalanya sering kali samar, misalnya anak mulai malas bergerak. Pada tingkat sedang, anak tampak lebih lesu dan tidak seaktif biasanya. Sedangkan pada tingkat berat, kondisi ini bisa membuat anak benar-benar kehilangan tenaga.

Untuk membantu orang tua lebih waspada, ia juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan sederhana melalui uji turgor kulit, yakni dengan mencubit perlahan kulit anak lalu melepaskannya. Jika kulit kembali dengan cepat, artinya cairan tubuh anak masih cukup. Namun, bila kulit kembali dengan lambat, itu bisa menjadi pertanda bahwa anak sedang mengalami dehidrasi.