Pemilik Mayapada Group sekaligus tokoh filantropis Indonesia Dato Sri Tahir punya cara tak lazim menikmati hidup. Ia memilih menikmati hidupnya yang bergelimang harta dengan berbagai kepada sesama terutama kepada mereka yang kekurangan secara materi.
Tahir sama sekali tak menyesali jalan hidup yang sudah ia tempuh. Justru sebaliknya ia merasa hidupnya jauh lebih kuat dan lebih berarti ketika dirinya dengan suka rela memberi pundaknya untuk ikut memikul beban orang lain.
“Namun, saya harus mengakui bahwa saya dibesarkan dengan keyakinan yang tidak realistis. Saya percaya pada prinsip-prinsip yang tidak mengikuti teori apa pun yang diajarkan di fakultas ekonomi. Saya percaya bahwa berbagi harta benda kita dengan yang lemah adalah cara terbaik untuk memperkuat hidup kita,” kata Tahir dilansir Olenka.id Senin (28/4/2025)
Sedari dulu,Tahir memang sudah dikenal sebagai taipan yang dermawan, ia terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemanusian. Tak hanya di dalam negeri, tangan Tahir terulur hingga keluarga negeri, ia ikut menjamah anak-anak korban perang di Timur Tengah.
Ketulusan Tahir menolong sesama yang berbeban berat memang gencar dilakukan ketika dirinya sudah bergelimang harta, namun niat itu telah terbesit jauh sebelumnya, saat ia masih hidup pas-pasan seperti masyarakat pada umumnya.
Maklum saja Tahir didik dengan cara yang tak biasa, cara tak lazim yang kemudian membentuk karakternya yang rendah hati dan suka menolong. Ia dibesarkan dengan didikan yang justru menentang ilmu ekonomi yang semua pamasukan dan pengeluaran mesti dihitung matang-matang.
“Karakter dasar yang tertanam kuat dalam diri saya ini akhirnya menjadi kendali paling berpengaruh atas aktivitas saya dalam hidup yaitu memberi dan meringankan beban orang lain,” ujarnya.
Dermawan tak Mungkin Bangkrut
Kerelaan hati Tahir menyumbangkan harta bendanya yang ia capai dengan susah payah merupakan tindak tak masuk akal bagi kebanyakan orang.
Namun Tahir teguh memegang prinsip, keyakinannya tak goyah, ia percaya bahwa nasib baik selalu menyertai langkahnya ketika ia menyumbangkan banyak harta kekayaannya bagi orang yang membutuhkan. Tahir percaya betul bahwa mereka yang derman mustahil tersandung kebangkrutan.
“Bagi saya, semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula yang layak kita terima di mata Tuhan. Semakin banyak kita menolong orang yang lemah, semakin kuat pula hidup kita. Semakin baik kita menyalurkan karunia kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, semakin kokoh pula hidup kita,” ujarnya.
“Saya belum pernah bertemu seorang pun pengusaha dermawan yang bangkrut, apalagi bisnisnya bangkrut. Saya juga percaya bahwa mereka yang dengan tulus dan penuh semangat membantu orang lain tidak akan pernah mengalami kekurangan dalam hidup. Orang yang kaya hati adalah orang yang paling bahagia di dunia. Hidup mereka penuh dan tidak pernah hampa,” tambahnya.
Baca Juga: Pesan Dato Sri Tahir untuk Para Taipan Negeri: Tinggalkan Skandal, Bangunlah Kepercayaan!
Bagi Tahir ada hubungan timbal balik yang misterius yang tampak luar biasa indah ketika seseorang mampu menyalurkan cinta dengan sukarela dalam bentuk bantuan kepada orang lain.
“Perbuatan seperti itu akan memantulkan kembali kebaikan dalam kehidupan orang tersebut,” tuturnya.
Tahir sebetulnya tak mau menempuh jalan hidup seperti itu seorang diri, ada harapan besar di benaknya yang menginginkan agar orang lain terinspirasi dari perbuatan baiknya itu. Dengan begitu maka semakin banyak orang-orang membutuhkan yang tersentuh.
“Jadi bayangkan jika bangsa kita termotivasi untuk melakukan tindakan memberi, semua orang akan saling membantu dan mendukung. Banyak sakit hati akan disembuhkan. Akan ada banyak orang yang terinspirasi untuk menjadi orang-orang penting,” ucapnya,
“Akan ada banyak orang yang saling memaafkan dan peduli. Akan ada banyak orang yang tidak lagi menyimpan dendam. Memberi sangat efektif dalam menciptakan perasaan positif. Saya telah bertemu banyak orang terhormat dan sukses yang menganggap motivasi beramal sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka,” katanya lagi.
Pentingnya Berbagi
Bagi Tahir memberi adalah salah satu bagian paling penting dari hidupnya, memberi merupakan kebiasaan yang tak bisa dipisahkan darinya.
Menurutnya memberi bukan sebuah agenda tambahan yang hanya bisa dilakukan ketika sedang lowong, sebaliknya ia memandang hal itu seperti sebuah kewajiban
“Memberi bukan hanya tindakan yang dilakukan karena kesuksesan ekonomi saya. Memberi bukanlah agenda tambahan dalam hidup saya, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan berkeluarga. Memberi sudah menjadi kebutuhan bagi saya,” tuturnya.
Dengan memberi kata Tahir seseorang bakal lebih mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Baginya memberi adalah dahaga yang harus dipuaskan.
“Dengan semakin memahami makna memberi, hidup saya terasa penuh kepuasan, hampir tidak ada ruang kosong di hati saya. Bekerja, menerima, dan memberi membentuk lingkaran yang indah dengan kedua ujung bertemu di antaranya,” tuntasnya.