Kelapa sawit merupakan industri penting bagi Indonesia. Apalagi, posisi Indonesia dikenal sebagai produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia, berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2023.

Catatan Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan jika luas perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 16,38 juta hektare dengan produksi CPO mencapai 46,8 juta ton. Mengutip pernyataan Menteri Pertanian saat itu, Syahrul Yasin Limpo, peran penting industri kelapa sawit terlihat, di antaranya, dari kemampuan menyerap sedikitnya 16 juta tenaga kerja. Tak hanya itu, industri kelapa sawit mampu menciptakan kemandirian energi dengan menggantikan bahan bakar fosil melalui biodiesel (program B20 dan B30 sebesar 9,3 juta ton pada tahun 2020) dan listrik dari 879 PKS sebesar 1.829 MW.

Baca Juga: Dipimpin Riau, Berikut Provinsi dengan Perkebunan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia

Industri sawit juga menjadi andalan kinerja neraca perdagangan nasional. Pada tahun 2021, industri ini berkontribusi 13,50 persen terhadap ekspor nonmigas dan menyumbang 3,50 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari aspek ekspor, perkebunan menjadi subsektor yang berkontribusi paling besar terhadap total ekspor pertanian. Sebesar 96,86 persen dari total nilai ekspor pertanian berasal dari komoditas perkebunan dengan kelapa sawit menyumbang 73,83 persennya.

Tak berhenti di situ, kontribusi sawit pada perekonomian Indonesia juga tetap tinggi di tahun 2022. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian berkontribusi 12,40 persen pada PDB nasional dan berada di urutan ketiga setelah sektor Industri Pengolahan sebesar 18,34 persen dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 12,85 persen.

Kontributor terbesar dari sektor pertanian adalah subsektor perkebunan yang berkontribusi sebesar 3,76 persen terhadap total PDB dan 30,32 persen terhadap sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Khusus untuk industri kelapa sawit, produksi minyak kelapa sawit (CPO) naik 1,29% dari tahun 2021 menjadi 46,82 juta ton di tahun 2022. Produksi tersebut sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Dibandingkan tahun 2021, volume CPO menurun 2,64% dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 26,33 juta ton. Akan tetapi, nilainya naik sebesar 3,71% menjadi US$29,75 miliar. Hal ini dipengaruhi harga minyak sawit yang kembali naik. Volume ekspor-impor kelapa sawit Indonesia pada tahun 2022 pun mengalami surplus sebesar 26,3 juta ton.

Sementara itu, lima negara teratas tujuan ekspor Indonesia di tahun 2022 adalah India, Italia, Malaysia, Kenya, dan Belanda. Total ekspor CPO ke lima negara tersebut mencapai 95,38 persen terhadap total ekspor CPO Indonesia atau menjadi tulang punggung kinerja ekspor nasional di tahun 2022. Secara rinci, ekspor ke India sebesar 2,88 juta ton (83,45%); Italia sebesar 0,15 juta ton (4,20%); Malaysia sebesar 0,10 juta ton (2,81%); Kenya sebesar 0,09 juta ton (2,56%); dan Belanda sebesar 0,08 juta ton (2,36%).