“Kita harus menanamkan nilai-nilai itu dari sekolah. Dulu budi pekerti sempat hilang dari sistem pendidikan. Dari euforia 1998, itu terlupakan. Kita kehilangan 20 tahun. Para pemimpin harus memberi contoh. jika leader masih melakukan praktik buruk, tentu pengikutnya juga akan mengikuti,” ungkapnya.
Arsjad menegaskan bahwa peran pemimpin yang jujur dan berintegritas sangat menentukan keberhasilan pemberantasan korupsi. Ia menyebutkan keyakinannya terhadap Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya memiliki hati dan kecerdasan untuk menciptakan legasi antikorupsi di Indonesia.
“Pak Prabowo truly in his heart ingin melakukan itu. Saya percaya hatinya. Karena saya pikir dia memiliki kecerdasan dan hati, serta ingin menciptakan legasi dalam hal ini,” pungkasnya.