Growthmates, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan buku berjudul Filosofi Teras. Buku yang ditulis oleh Henry Manampiring tersebut menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia. Bayangkan saja, pertama kali terbit di tahun 2018, buku tersebut sudah mengalami cetak ulang hingga ke-55 kali di bulan November 2023.

Sebenarnya, apa alasan buku tersebut dicintai begitu banyak orang? Nah, pada kesempatan kali ini, Olenka akan membahas alasan mengapa Growthmates perlu membaca buku tersebut. Simak, ya!

Baca Juga: 5 Buku Populer yang Dibaca Emma Watson, Keren! Banyak Bacaan Tentang Feminisme

1. Membahas filsafat dengan ringan dan menyenangkan

Buku Filosofi Teras ditulis Henry Manampiring usai berkenalan dengan Stoisisme, sebuah filosofi yang telah ada lebih dari 2.000 tahun silam. Filosofi ini diyakini pertama kali dibentuk oleh Zeno, pedagang yang harus kehilangan dagangannya usai kapal yang dinaikinya karam di lautan. Ilmu yang didapatkannya di Athena setelah kemalangan yang terjadi membuat Zeno memahami modal besar yang dimiliki manusia.

Jauh dari kata njlimet dan berat yang identik dengan filsafat, Henry menjelaskan Stoisisme dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.

2. Cocok dipraktikkan di era yang penuh ketidakpastian

Stoisisme atau yang disebut Henry sebagai Filosofi Teras ternyata sangat cocok diaplikasikan di tengah kehidupan saat ini. Media sosial memudahkan orang untuk berkomentar yang sering kali tidak mengenakkan hati. Selain itu, kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain menaikkan tingkat kekhawatiran di tengah masyarakat.

Dengan Stoisisme, manusia jadi punya kesadaran bahwa yang bisa dikendalikan sepenuhnya adalah interpretasi/sikap diri, bukan sikap orang lain. Dengan begitu, buku ini dapat membantu Growthmates memahami Stoisisme agar menjadi pribadi yang lebih tenang menghadapai berbagai kejadian menjengkelkan.

3. Dilengkapi wawancara dengan para ahli

Demi menambah informasi kepada pembaca, Henry memasukkan hasil wawancaranya dengan berbagai ahli, seperti dokter dan psikolog, mengenai pengalaman mereka membantu pasien mereka. Terbukti, banyak masalah fisik disebabkan oleh masalah yang ada di jiwa (psikologi seseorang).

Tak hanya itu, terdapat wawancara dengan berbagai tokoh yang diketahui menerapkan Stoisisme dalam hidup mereka. Dari keterangan para narasumber, pembaca bisa tergambarkan bagaimana mengaplikasikan Stoisisme dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Jadi Sosok Kritis dan Inspiratif, Ini 8 Buku Favorit Nelson Mandela yang Berjasa Akhiri Politik Apartheid di Afrika

4. Berawal dari pengalaman pribadi penulisnya

Henry bertemu dengan Stoisisme saat dirinya dalam masa penyembuhan dari depresi. Selain obat-obatan yang memang membantu, Henry akhirnya menemukan cara berpikir yang bermanfaat agar manusia lebih kuat dalam menjalani hidup. Menurutnya, praktik Stoisisme dalam kehidupannya benar-benar memberi dampak positif.

5. Berisi tips self-development yang dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat

Dibandingkan dengan buku self-development lainnya, Filosofi Teras yang membahas Stoisisme lebih menekankan kepada modal yang pasti dimiliki oleh setiap manusia, yaitu nalar. Buku ini mengajarkan cara hidup kepada semua manusia dengan latar belakang dan kondisi sosial yang berbeda. Filosofi ini dimulai dari diri sendiri.