5. Mempengaruhi metabolisme gula dan risiko diabetes tipe 2
Kurang tidur dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dan resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik.
Faktanya, analisis terhadap 36 penelitian yang melibatkan lebih dari 1 juta peserta menemukan bahwa tidur sangat pendek, yaitu kurang dari 5 jam dan tidur pendek, yaitu kurang dari 6 jam, meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 masing-masing sebesar 48% dan 18%.
Kurang tidur diperkirakan dapat menyebabkan perubahan fisiologis seperti penurunan sensitivitas insulin, peningkatan peradangan, dan perubahan hormon lapar, serta perubahan perilaku seperti pengambilan keputusan yang buruk dan asupan makanan yang lebih banyak - yang semuanya meningkatkan risiko diabetes.
Selain itu, kurang tidur dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena obesitas, penyakit jantung, dan sindrom metabolik. Faktor-faktor ini juga meningkatkan risiko diabetes.
6. Kurang tidur dikaitkan dengan depresi
Masalah kesehatan mental, seperti depresi , sangat terkait dengan kualitas tidur yang buruk dan gangguan tidur. Satu studi yang melibatkan 2.672 peserta menemukan bahwa mereka yang mengalami kecemasan dan depresi lebih mungkin melaporkan skor tidur yang lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak mengalami kecemasan dan depresi.
Dalam penelitian lain, orang dengan gangguan tidur seperti insomnia atau apnea tidur obstruktif juga melaporkan tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya.
Jika kamu mengalami kesulitan tidur dan menyadari kesehatan mentalmu memburuk, penting untuk berbicara dengan profesional kesehatanmu, ya!
7. Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat
Kurangnya tidur telah terbukti mengganggu fungsi kekebalan tubuh. Dalam sebuah penelitian, peserta yang tidur kurang dari 5 jam per malam memiliki kemungkinan 4,5 kali lebih besar untuk terserang flu dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari 7 jam. Mereka yang tidur 5–6 jam memiliki kemungkinan 4,24 kali lebih besar.
Beberapa data juga menunjukkan bahwa tidur yang cukup dapat meningkatkan respons antibodi tubuh terhadap vaksin influenza.
8. Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan peradangan
Kurang tidur dapat berdampak besar terhadap peradangan dalam tubuh. Tidur memainkan peran penting dalam pengaturan sistem saraf pusat kita. Secara khusus, tidur terlibat dalam sistem respons stres yang dikenal sebagai sistem saraf simpatik dan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA).
Kurang tidur, terutama akibat gangguan tidur, diketahui dapat mengaktifkan jalur sinyal inflamasi dan menyebabkan peningkatan kadar penanda inflamasi yang tidak diinginkan, seperti interleukin-6 dan protein C-reaktif.
Seiring berjalannya waktu, peradangan kronis dapat menyebabkan perkembangan banyak kondisi kronis, termasuk obesitas, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, penyakit Alzheimer, depresi, dan diabetes tipe 2.
9. Mempengaruhi emosi dan interaksi sosial
Kurang tidur mengurangi kemampuanmu untuk mengatur emosi dan berinteraksi sosial. Saat kita lelah, kita akan kesulitan mengendalikan luapan emosi dan perilaku kita di depan orang lain. Kelelahan juga dapat memengaruhi kemampuan kita untuk menanggapi humor dan menunjukkan empati.
Selain itu, mereka yang mengalami kekurangan tidur kronis cenderung menarik diri dari acara sosial dan mengalami kesepian.
Memprioritaskan tidur mungkin merupakan cara utama untuk meningkatkan hubunganmu dengan orang lain dan membantumu menjadi lebih sosial.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!