3. Cobalah mengelola emosi
Memiliki respons emosional ketika berhadapan dengan atasan pemarah adalah hal yang wajar, namun belajar mengelola reaksi Anda akan jauh lebih membantu. Hindari meniru kemarahannya dan salurkan emosimu dengan cara yang konstruktif.
Jika kamu merasa kesal, istirahatlah sejenak untuk mendapatkan kembali ketenangan. Menggunakan teknik perhatian dan pernapasan dalam terkadang dapat membantu kamu tetap terpusat dan sadar. Mengelola reaksimu juga akan membantu menjaga profesionalisme.
4. Identifikasi pemicunya
Jika tampaknya tidak ada yang berhasil dan berganti pekerjaan tidak mungkin dilakukan, duduk santai, pahami pemicunya, dan beradaptasi. Setiap atasan yang pemarah mempunyai pemicu spesifik yang bisa memicu kemarahannya. Mulailah mengamati situasi pemicunya dan mulailah menyesuaikan perilaku. Kemampuan beradaptasi seperti ini dapat membantu menciptakan hubungan kerja yang lebih lancar.
5. Meminta maaf
Kamu mungkin tidak ingin melakukannya, tetapi terkadang meminta maaf perlu dilakukan dalam keadaan tertentu. Akui kesalahan dan minta maaf. Meskipun menurut kamu permintaan maaf itu tidak beralasan, ada baiknya kamu meminta maaf.
Saat kamu mengucapkan kata-kata ajaib, hal itu hanya akan memperlambat kemarahannya dan kamu dapat melanjutkan percakapan.
6. Coba tawarkan solusi
Atasan yang pemarah sering kali menjadi frustrasi ketika dihadapkan pada masalah tanpa solusi yang potensial. Untuk bekerja lebih baik dengan mereka, belajarlah untuk menjadi bagian dari proses pencarian solusi.
Saat kamu menghadapi suatu masalah, ambillah inisiatif untuk memikirkan kemungkinan solusi atau perbaikan. Sampaikan ide-ide ini kepada atasanmu beserta masalahnya, tunjukkan bahwa kamu tidak hanya mengemukakan masalah, tetapi juga berusaha menyelesaikannya.
7. Pergi ke HRD
Ini adalah langkah terakhir yang harus dilakukanketika semuanya sudah terlalu berlebihan dan kamu merasa sangat terganggu dengan sikap atasanmu tersebut.
Daripada berhenti dari pekerjaan, beri tahu HRD apa yang terjadi. Dengan cara ini mungkin kamu bisa menyelamatkan orang lain yang datang setelah kamu. Selain itu, langkah ini menghilangkan rasa frustrasimu, Growthmates.
Baca Juga: 8 Strategi Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Lingkungan Kerja yang Toxic