Growthmates, apakah kamu sering mengkhawatirkan berbagai hal atau mencemaskan sesuatu secara berlebihan di sepanjang waktu? Inilah yang biasa disebut overthinking.
Pikiran adalah sahabat sekaligus musuh terbesar kita. Sebagai alat yang luar biasa untuk berkreasi dan memecahkan masalah, hal ini juga bisa menjadi jaringan kekhawatiran dan kecemasan yang kusut.
Terlalu banyak berpikir dapat membuat kita mengalami stres, kelelahan, dan momen-momen yang terlewatkan. Namun bagaimana jika ada cara untuk meredam kebisingan dan mendapatkan kembali kejernihan mental?
Dikutip dari Times of India, Rabu (26/06/2024), budaya Jepang menawarkan teknik untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini, membantunya berhenti berpikir berlebihan. Apa saja kira-kira ya?
1. Shoganai
Konsep "shoganai" diterjemahkan menjadi "mau bagaimana lagi." Ini bukan tentang pasrah, melainkan penerimaan penuh kesadaran atas apa yang berada di luar kendali kita.
Ketika kita menyadari bahwa berpikir berlebihan tidak akan mengubah peristiwa masa lalu atau mengendalikan hasil di masa depan, maka cengkeraman mental akan mengendur. Daripada memikirkan “bagaimana jika”, kita bisa mengalihkan fokus kita ke hal-hal yang bisa kita pengaruhi – momen saat ini, tindakan kita, dan sikap kita.
2. Shirin-yoku
Benamkan dirimu dalam simfoni tenang alam. "Shirin-yoku" atau pemandian hutan, memungkinkan kita melepaskan diri dari kebisingan digital dan terhubung kembali dengan energi alam yang membumi.
Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di antara pepohonan mengurangi hormon stres dan meningkatkan suasana hati, sehingga menciptakan lahan subur untuk berpikir lebih tenang. Berjalan-jalanlah di taman, hirup udara segar, dan biarkan gemerisik dedaunan membisikkan ketenangan ke dalam pikiran kita.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengatasi Overthinking untuk Kesehatan Mental
3. Nenbutsu
Mengucapkan mantra sederhana seperti "om" atau "namasté" – praktik "nenbutsu" – dapat memperkuat pikiran dan menghentikan pemikiran berlebihan. Suara yang berulang-ulang bertindak sebagai gelombang lembut, menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu dan memusatkan perhatian pada momen saat ini. Baik diucapkan dengan suara keras atau tanpa suara, nenbutsu menawarkan jalur meditatif menuju kedamaian batin dan ketenangan mental.
4. Zazen
Latihan meditasi duduk, "zazen", melatih pikiran untuk hadir tanpa menghakimi. Hanya dengan mengamati pikiran kita dan melepaskannya, secara bertahap kita melemahkan kebiasaan berpikir berlebihan. Seperti menyaksikan awan melayang di langit, kita menyaksikan pikiran kita muncul dan larut, mendapatkan kembali rasa kendali atas lanskap mental kita.
5. Gaman
"Gaman" diterjemahkan menjadi "ketahanan" atau "ketekunan". Ini tentang menghadapi kesulitan dengan ketabahan dan ketahanan. Daripada memandang berpikir berlebihan sebagai musuh yang harus dikalahkan, kita bisa menganggapnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan ketenangan dan tekad.
Gaman memberdayakan kita untuk mengakui pola mental kita tanpa menyerah padanya, yang pada akhirnya mengembangkan kekuatan batin untuk menghadapi badai kehidupan yang tak terhindarkan.
6. Wabi-sabi
Estetika Jepang "wabi-sabi" merayakan keindahan ketidaksempurnaan dan ketidakkekalan. Filosofi ini meluas ke pikiran kita, mengajak kita untuk menerima pasang surut alami pikiran dan emosi, termasuk yang terkait dengan berpikir berlebihan.
Dengan menerima ketidaksempurnaan kita dan kefanaan pikiran yang melekat, kita melepaskan tekanan untuk mengendalikan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dan menemukan penerimaan pada saat ini.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: 7 Tanda Ini Hanya Dimiliki oleh Orang yang Kuat Mental, Kamu Salah Satunya?