3. Penurunan Gairah Seksual

Kehilangan minat pada aktivitas seksual sering kali dianggap tabu atau tidak dibicarakan. Namun, gejala ini bisa menjadi indikator penting dari kadar testosteron yang menurun.

Testosteron adalah hormon utama yang memengaruhi hasrat seksual pada pria. Ketidakseimbangannya karena stres kronis, penuaan atau gangguan kelenjar pituitari bisa mengganggu fungsi seksual dan memengaruhi hubungan pribadi.

4. Kelelahan yang Tak Kunjung Hilang

Merasa lelah sepanjang hari meskipun sudah cukup tidur? Bisa jadi ini bukan sekadar kelelahan biasa.

Ketidakseimbangan hormon seperti testosteron rendah, gangguan tiroid, atau lonjakan kortisol dapat mengganggu produksi energi tubuh. Akibatnya, tubuh terus-menerus merasa lemas dan tak bertenaga bahkan untuk aktivitas ringan sekalipun.

5. Sering Haus dan Buang Air Kecil

Gejala klasik yang sering kali dikaitkan dengan diabetes ini juga bisa menandakan gangguan hormonal, terutama terkait hormon insulin dan kelenjar adrenal.

Ketika kadar gula darah tidak terkontrol, ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan glukosa. Ini memicu buang air kecil lebih sering dan rasa haus yang terus-menerus, terutama di malam hari.

6. Hilangnya Massa Otot atau Lemak Bertambah

Ketidakseimbangan hormon dapat mengubah komposisi tubuh pria secara drastis. Penurunan kadar testosteron dapat menyebabkan massa otot berkurang dan lemak tubuh bertambah, meski rutinitas olahraga tetap sama.

Nah, perubahan ini tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga dapat mengganggu metabolisme dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca Juga: 10 Latihan Fisik Ringan di Meja Kerja untuk Pria Kantoran Usia 40-an