4. Homage to Catalonia

Pada tahun 1936, George Orwell pergi ke Spanyol untuk melaporkan Perang Saudara dan malah bergabung dalam perjuangan melawan kaum Fasis. Kisah terkenal ini menggambarkan perang dan pengalaman Orwell sendiri.

Ia diserang atau diabaikan pada saat itu karena mengungkap kebenaran buruk tentang perpecahan dalam kubu kiri anti-fasis Spanyol, kisah Orwell sejak saat itu menjadi buku yang paling banyak dibaca tentang Perang Saudara Spanyol. Pengamatan politik yang tajam bercampur dengan anekdot tragis-komik tentang enam bulan di pinggiran konflik, di mana ada lebih banyak penantian daripada pertempuran.

5. Animal Farm

Buku ini mengisahkan tentang sebuah peternakan dikuasai oleh hewan-hewan yang bekerja berlebihan dan dianiaya, yang dengan idealisme yang membara dan slogan-slogan yang menggugah, bertujuan untuk membangun surga kemajuan, keadilan, dan kesetaraan.

Buku ini mencatat evolusi dari revolusi melawan tirani menjadi totalitarianisme yang sama-sama menindas, menjadikannya salah satu buku satir paling tajam yang pernah ditulis.

Ketika Animal Farm pertama kali diterbitkan, sasarannya adalah Rusia di bawah pemerintahan Stalin, tetapi kejelasannya yang tajam dan komedi yang liar dalam buku tetap relevan secara universal di mana pun kebebasan diserang.

Satu-satunya buku Orwell yang mudah ditulis, yang disebut sebagai "dongeng," mengubah sejarah Rusia antara tahun 1917 dan 1943 menjadi kiasan peternakan yang mudah dipahami. Meskipun awalnya ditolak oleh penerbit, buku tersebut memperkuat komitmen Orwell untuk menyampaikan kebenaran yang tidak mengenakkan.

6. 1984

Berlatar tahun 1984 di Oceania, masyarakat yang dikendalikan oleh partai yang sangat berkuasa, buku ini menggambarkan dunia tempat propaganda dan bahasa yang dirancang untuk menekan kebebasan berpikir dan memaksakan kepatuhan kepada penguasa.

Tokoh utamanya, Winston Smith, bekerja untuk partai tersebut dengan menulis ulang sejarah agar selaras dengan doktrinnya yang terus berubah, sembari hidup dalam masyarakat yang masih terluka akibat perang nuklir.

Lebih dari sekadar cerita seru dystopian, 1984 adalah eksplorasi hebat tentang totalitarianisme, kekuasaan, dan pengawasan. Sebuah studi mengerikan tentang penghancuran kebebasan dan individualitas, buku Orwell tetap relevan secara mengejutkan, dengan wawasan mendalam tentang propaganda, kontrol, dan perjuangan untuk kebenaran, seperti yang dialami oleh Winston dan cinta terlarangnya, Julia.

Sebagai penutup, keenam buku ini tidak hanya menawarkan sebuah cerita, tetapi juga cermin bagi masyarakat dan tantangan bagi sistem penindasan dan ketidaksetaraannya.

Di zaman yang masih bergulat dengan tema-tema yang dieksplorasi Orwell, warisannya tetap bertahan, mendesak kita untuk menghadapi kebenaran yang tidak mengenakkan dan membayangkan masa depan yang lebih bebas dan lebih adil.

Dari dapur Paris hingga tambang batu bara di Inggris utara, dari parit Spanyol hingga jantung Oceania, karya-karya Orwell membawa pembaca ke dunia yang ditandai oleh kesulitan, korupsi, dan harapan.

Pengejarannya yang tak kenal lelah akan kebenaran, baik dalam fiksi maupun reportase, tetap klasik dan sangat relevan bagi setiap generasi.

Baca Juga: 10 Buku yang Sukses Mengubah Hidup Steve Jobs