Growthmates, kepemimpinan merupakan hal penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, sebab kepemimpinan adalah satu di antara kunci vital keberhasilan dapat tercapai. Meski terbilang tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi bukan suatu hal yang mustahil untuk dicapai.

Secara sederhana, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menginspirasi, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memberikan arah, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat demi keberhasilan bersama.

Namun, perlu dicatat dicatat bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang posisi atau kekuasaan, tetapi lebih kepada kualitas individu dalam memimpin dan mempengaruhi orang lain atau tim, terlepas dari peran atau jabatan mereka.

Tim yang sukses saat ini tidak dipimpin oleh orang-orang yang sok tahu dan selalu benar. Sebaliknya, pemimpin yang hebat memimpin dengan menginspirasi tim mereka, dimulai dengan lantang dan bangga tentang kerentanan mereka sendiri.

Dikutip dari Forbes, Jumat (27/12/2024), berikut adalah 6 cara untuk menunjukkan kepemimpinan demi membangun tim yang lebih kuat.

1. Tunjukkan Ketulusan

Menunjukkan ketulusan bukan hanya hal yang ada dalam film remaja atau Hallmark. Kemampuanmu untuk mengekspresikan emosi dan menunjukkan empati menunjukkan kepada tim bahwa kamu peduli terhadap mereka dan bukan hanya kinerja pekerjaan mereka.

Kecerdasan emosional merupakan persyaratan kepemimpinan tim modern. Ini berarti menyadari bahwa setiap orang, termasuk kamu, membawa beban pribadi ke kantor setiap hari. Apa yang terjadi di luar tempat kerja memengaruhi apa yang terjadi di dalamnya.

Sifat ini bekerja dua arah. Dengan kata lain, jika kamu menunjukkan emosimu kepada anggota tim, mereka akan menunjukkan emosi mereka kepadmu juga. EQ melibatkan kemampuan kamu untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi. Dengan demikian, kamu menggunakannya untuk membangun tim yang lebih fokus dan tangguh.

2. Jadilah Relatable

Ada kekuatan dalam kata-kata, "Saya mengerti." Kalimat sederhana ini memberi tahu anggota tim bahwa kamu mendengarkan, mengenali, dan berempati dengan mereka. Ini mengomunikasikan keakraban di kedua arah.

Para pemimpin cenderung menunjukkan kesan formalitas dan superioritas di tempat kerja, meskipun itu kebalikan dari cara mereka di tempat lain

Kamu mungkin berpikir kamu seharusnya bertindak seperti itu karena, bagaimanapun juga kamu adalah bosnya. Jika kamu tidak mengangkat diri sendiri, maka tim kamu tidak akan mengakui otoritasmu.

Perlu kamu ketahui, tim yang kuat bekerja dari titik temu. Menjadi pemain tim yang baik, bahkan jika kamu yang bertanggung jawab, akan mendorong semua orang untuk memberikan permainan terbaik mereka.

Baca Juga: Daftar Buku Karya John C. Maxwell, Bisa Meningkatkan Pengembangan Diri dan Kepemimpinan

3. Jadi autentik

Sulit untuk menemukan pemimpin yang benar-benar autentik saat ini. Namun dalam bisnis, merekalah yang membangun tim berkinerja tinggi. Ketika kamu menunjukkan kemampuan untuk tetap setia pada diri sendiri dan nilai-nilai kamu bahkan dalam keadaan yang paling sulit, tim kamu akan mempercayai kamu untuk memimpin.

Ini tentu tidak selalu mudah. Pemimpin sering kali merasa harus menyalahkan orang lain dan enggan mengakui keterbatasan mereka sendiri. Namun, hal itu akan membuat tim mereka bereaksi dengan cara yang sama, menyalahkan orang lain alih-alih mengakui kesalahan.

Jika kamu berpegang teguh pada prinsip dan nilai bahkan saat mengalami kegagalan, kamu mengekspos dirimu dengan cara yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pada saat yang sama, kamu menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya sebagai pemimpin yang berintegritas. Tim kamu akan memperhatikan dan berusaha meniru kemampuanmu untuk melakukan hal-hal sulit saat orang lain ragu melakukannya.

Kamu harus menerapkan praktik keaslian untuk tim kamu sendiri. Hubungan dan kemampuanmu untuk berkomunikasi secara efektif dengan mereka, serta kemungkinan kolektif untuk mencapai keberhasilan, mungkin sangat bergantung padanya.

4. Akui Kesalahan dengan Terbuka

Tidak seorang pun suka mengakui kesalahan, sesederhana itu. Sudah menjadi sifat manusia untuk selalu ingin benar. Itu tentu benar jika kamu berada dalam peran kepemimpinan.

Namun, lebih dari itu, kamu mungkin berpikir bahwa sebagai seorang pemimpin, kamu seharusnya tahu segalanya. Padahal tidak. Kamu, seperti timmu, terus belajar. Itulah satu-satunya cara kamu dapat belajar dari kesalahan, meningkatkan kinerja, dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang.

Dengan mengakui bahwa kamu terkadang melakukan kesalahan, kamu menciptakan ruang yang aman bagi anggota tim untuk melakukan hal yang sama. Kamu juga membangun budaya tempat inovasi tumbuh subur karena tidak ada yang takut tidak melakukannya dengan benar setiap saat.

Baca Juga: Rekomendasi Film tentang Kepemimpinan, Tambah Wawasan Terkait Leadership!