Growthmates, ketika mendengar kata kanker, banyak orang membayangkan penyakit yang menyerang usia lanjut, mereka yang berusia 60 tahun ke atas.
Namun, tren global beberapa tahun terakhir menunjukkan fakta yang mencemaskan, ya, kanker kolorektal atau kanker usus besar kini semakin banyak menyerang dewasa muda berusia 20–40 tahun.
Meski tidak sepopuler kanker payudara atau kanker paru-paru, angka kejadian Kanker Kolorektal Onset Dini (KOD-KOR) meningkat pesat di berbagai negara, termasuk di kalangan individu yang tampak sehat dan aktif.
Lebih berbahaya lagi, jenis kanker ini sering kali baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, karena gejalanya cenderung samar dan sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa.
Lonjakan Kasus pada Usia Muda
Penelitian berbasis populasi di Amerika Serikat menunjukkan, insidensi kanker kolorektal dini meningkat rata-rata 1,51% per tahun antara 2001 hingga 2021 untuk kelompok usia 20–44 tahun.
Angka ini bahkan lebih tinggi dibanding kelompok usia 45–54 tahun yang naik 0,73% per tahun.
Peningkatan ini menjadikan kanker kolorektal dini sebagai masalah kesehatan masyarakat yang semakin serius.
Kasusnya muncul baik pada individu dengan riwayat keluarga kanker maupun pada mereka yang sama sekali tidak memiliki faktor genetik, menandakan adanya peran kuat dari faktor gaya hidup modern, seperti pola makan tinggi lemak dan rendah serat, kurang aktivitas fisik, obesitas, serta penggunaan antibiotik jangka panjang.
Mengapa Bisa Terjadi pada Usia Muda?
Meski sebagian kasus berkaitan dengan mutasi genetik yang diturunkan, banyak di antaranya bersifat sporadis, alias muncul tanpa penyebab keturunan yang jelas.
Pola makan tinggi daging olahan, kebiasaan duduk terlalu lama, dan paparan zat kimia tertentu diduga ikut mempercepat perubahan sel di usus besar menjadi ganas.
Karena itu, memahami tanda-tanda awalnya menjadi langkah paling penting untuk mendeteksi penyakit ini sebelum berkembang lebih jauh.
Dan dikutip dari Times of India, Senin (10/11/2025), berikut sederet gejala halus kanker kolorektal yang patut diwaspadai.
1. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar
Perubahan pola buang air besar, seperti diare, sembelit, atau feses yang lebih sempit dari biasanya bisa menjadi tanda awal kanker usus besar. Jika perubahan ini berlangsung lebih dari beberapa minggu tanpa penyebab yang jelas, segera periksakan diri ke dokter.
2. Sensasi Buang Air Besar Tidak Tuntas
Kondisi ini disebut tenesmus, perasaan ingin terus buang air besar meski sudah melakukannya.
Gejala ini sering menunjukkan adanya massa di rektum atau usus besar bagian bawah yang mengiritasi lapisan usus. Jika terjadi berulang, pemeriksaan kolonoskopi sangat dianjurkan.
Baca Juga: Psikolog Madelina Mutia Ungkap Sederet Mitos Teratas Seputar Kanker Payudara
3. Darah dalam Feses atau Pendarahan Rektal
Tanda klasik, tapi sering diabaikan. Darah berwarna merah terang atau gelap seperti ter bisa menunjukkan pendarahan di usus besar.
Banyak orang mengira ini akibat wasir, padahal bisa jadi gejala kanker. Pendarahan yang berulang tidak boleh diabaikan dan harus segera ditindaklanjuti secara medis.
4. Anemia dan Kulit Pucat
Kanker usus besar dapat menyebabkan kehilangan darah kronis sehingga menimbulkan anemia defisiensi besi.
Gejalanya meliputi kulit pucat, pusing, lemah, atau sesak napas. Pemeriksaan darah sederhana bisa membantu mendeteksi kondisi ini sejak dini.
5. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab
Penurunan berat badan yang tiba-tiba tanpa perubahan pola makan atau olahraga patut dicurigai.
Kanker kolorektal dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan meningkatkan metabolisme tubuh, menyebabkan berat badan turun cepat tanpa alasan jelas.
6. Sakit Perut dan Kembung Berulang
Kram perut, kembung, atau rasa tidak nyaman di perut bagian kiri bawah dapat menandakan adanya penyumbatan sebagian pada usus besar akibat pertumbuhan tumor.
Jika keluhan ini terjadi berulang dan semakin parah, segera konsultasikan ke dokter spesialis gastroenterologi.
7. Kelelahan yang Tidak Bisa Dijelaskan
Kelelahan ekstrem tanpa sebab jelas bisa menjadi tanda awal penyakit ini. Bukan karena kurang tidur atau stres, tapi bisa menandakan adanya pendarahan internal kronis akibat kanker usus besar.
Tubuh kekurangan sel darah merah sehat, sehingga pasokan oksigen menurun dan Anda merasa terus lemah atau mengantuk.
Deteksi Dini Dapat Menyelamatkan Nyawa
Deteksi dini menjadi kunci keberhasilan pengobatan kanker kolorektal. Pemeriksaan seperti kolonoskopi atau tes darah samar feses bisa membantu menemukan kelainan bahkan sebelum muncul gejala berat.
Bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti riwayat keluarga dengan kanker usus, pola makan tidak sehat, atau kebiasaan merokok, skrining sebaiknya dilakukan lebih awal, bahkan sebelum usia 45 tahun.
Baca Juga: Jenis Makanan yang Perlu Dihindari oleh Penderita Kanker