Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mengaku membesarkan dan mendidik anak di era modern sekarang ini mempunyai tantangan tersendiri, mendidik anak di tengah perkembangan teknologi digital disebutnya jauh lebih sukar ketimbang di era sebelum perkembangan teknologi.
Untuk itu Veronika meminta supaya orang tua bisa menyesuaikan diri dalam dalam mendidik putra putri mereka. Sebab anak-anak sekarang jauh lebih kritis karena bisa dengan mudah mendapatkan informasi apapun di internet.
“Dulu, pendidikan moral kita dibentuk dari rumah, sekolah, dan lingkungan. Sekarang, anak-anak lebih banyak terpapar media. Saat tidak mendapat jawaban dari orang tua, mereka akan beralih ke gadget, googling. Anak-anak sekarang kritis, dan kita sebagai orang tua harus mampu menjawab, bukan hanya menekan,” kata Veronica dilansir Senin (11/8/2025).
Baca Juga: Mengenal Sosok Hashim Djojohadikusumo, Pengusaha Sukses Adik Presiden Prabowo Subianto
Menurut Veronica, perlindungan anak dan keluarga menjadi kunci dalam menjamin hak-hak anak serta menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera. Ia menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, penguatan ketahanan mental remaja, serta dukungan ekonomi keluarga.
“Banyak persoalan perempuan, anak, dan keluarga berakar dari persoalan ekonomi. Ketika perempuan tidak memiliki akses sumber daya ekonomi, mereka rentan terhadap tekanan sosial, kekerasan, hingga pernikahan usia anak,” jelasnya.
Veronica menegaskan, kemandirian ekonomi perempuan tidak hanya membantu perekonomian keluarga, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam mengambil keputusan penting.
Karena itu, pihaknya mendorong pemberdayaan berbasis komunitas melalui program Ruang Bersama Indonesia (RBI) dan Care Economy yang meliputi pendampingan finansial, pelatihan keterampilan, hingga sertifikasi profesi.
“Perempuan yang tadinya hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga perlu disadarkan bahwa mereka bisa memiliki profesi. Kita ingin menciptakan jenjang karir berkelanjutan dan terstruktur bagi perempuan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia (Dukbangga) Isyana Bagus Oka menegaskan peran vital keluarga sebagai pondasi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Semua program pembangunan nasional harus dimulai dari keluarga. Nilai-nilai dan kebiasaan ditanamkan sejak rumah, termasuk pentingnya asupan gizi, bukan hanya bagi anak tapi juga ibu hamil,” katanya.
Isyana juga mengingatkan pentingnya kesiapan finansial, mental, dan emosional sebelum memutuskan memiliki anak.
“Menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua, maka kita harus belajar setiap hari, karena karakter setiap anak berbeda. Orang tua harus siap mendengar dan memahami,” ujarnya.
Baca Juga: Demokrat Geram: Ada Upaya Adu Domba SBY dan Jokowi
Kedua kementerian ini mengajak pemerintah pusat, daerah, swasta, masyarakat sipil, dan media untuk berkolaborasi memperkuat program prioritas nasional demi membangun ekosistem yang mendukung pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan ketahanan keluarga.