Dalam Public Expose Live 2024 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), PT United Tractors Tbk (UT) menyampaikan kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2024. Ke depannya, United Tractors akan fokus pada strategi diversifikasi bisnis dengan melihat peluang mineral lain dan sektor renewable energy. Pada lima tahun terakhir ini, United Tractors fokus terhadap dua sektor mineral, yaitu nikel dan emas.

"Strategi yang kami jalankan saat ini sudah cukup berhasil melalui akuisisi saham minoritas di Nickel Industries Limited untuk membangun strategi bisnis nikel terintegrasi dan investasi di PT Supreme Energy Sriwijaya. Hal ini sejalan dengan upaya Perseroan dalam mendukung pemerintah untuk transisi energi di Indonesia," ujar Direktur UT, Iwan Hadiantoro, dikutip Sabtu (31/8/2024).

Baca Juga: Laba Bersih BMHS Semester 1/2024 Naik 199% Yoy

UT memiliki lima segmen usaha, yakni Mesin Konstruksi yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purnajual; Kontraktor Penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara; Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya, serta Bisnis Nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC); Industri Konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk; dan Energi yang dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.

Kinerja Keuangan Perseroan

Sampai dengan semester pertama tahun 2024, pendapatan bersih konsolidasian Perseroan mencapai Rp64,5 triliun atau turun sebesar 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Hal itu disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Mesin Konstruksi dan Pertambangan Batu Bara. Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba bersih Perseroan sebesar 15% menjadi Rp9,5 triliun dari Rp11,2 triliun di semester pertama tahun 2023.

Segmen Usaha Mesin Konstruksi

Sampai dengan Juli 2024, volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit atau turun 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.551 unit. Penurunan tersebut disebabkan turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan. Dari total penjualan tersebut, sebanyak 63% diserap sektor pertambangan, 14% sektor perkebunan, 13% sektor konstruksi, dan 10% sektor kehutanan. Penjualan produk merek UD Trucks turun 47% dari 195 unit menjadi 103 unit, sedangkan penjualan Scania turun 56% dari 526 unit menjadi 229 unit karena turunnya permintaan terutama di sektor pertambangan. Untuk layanan purnajual, pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat turun 10% menjadi Rp5,4 triliun sampai dengan semester pertama tahun 2024.

Segmen Usaha Kontraktor Penambangan

Sampai dengan Juli 2024, PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18% dari 71 juta ton menjadi 84 juta ton, dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 12% dari 625 juta bcm menjadi 699 juta bcm dengan rata-rata stripping ratio 8,4 kali.

Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara

Sampai dengan Juli 2024, PT Tuah Turangga Agung telah menjual batu bara sebanyak 8,5 juta ton, termasuk 2,0 juta ton batu bara metalurgi, meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Segmen Usaha Pertambangan Emas

Penjualan setara emas dari PT Agincourt Resources sampai dengan Juli 2024 mencapai 128 ribu ons, atau naik 2% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 126 ribu ons.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank Sampoerna kepada UMKM Capai Rp12,3 Triliun di Semester I/2024

Segmen Usaha Pertambangan Nikel

Penjualan bijih nikel dari PT Stargate Pasific Resources sampai dengan Juli 2024 sebesar 1 juta wet metric ton (wmt), terdiri dari 496 ribu wmt saprolit dan 602 ribu wmt limonit. Selain itu, investasi pada Nickel Industries Limited pada bulan September 2023 dengan kepemilikan saham sebesar 19,99% melaporkan penjualan 32.759 ton logam nikel pada kuartal pertama dan 32.273 ton logam nikel pada kuartal kedua tahun 2024.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Pada Segmen ini dijalankan oleh ACSET membukukan pendapatan bersih Rp1,1 triliun sampai dengan Juni 2024, atau naik 39% dari Rp798 miliar di periode yang sama tahun lalu dan mencatat rugi bersih sebesar Rp136 miliar pada semester pertama tahun 2024.

Segmen Usaha Energi

UT saat ini mengoperasikan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) aliran sungai langsung (run-of-river), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Kalipelus – 0,5 MW di Jawa Tengah dan PLTM Besai Kemu – 7 MW di Lampung yang telah mulai beroperasi di bulan Januari 2024.

Perseroan juga memiliki kepesertaan saham di PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) sebesar 31,49%. Arkora memiliki dan mengembangkan PLTA aliran sungai langsung. Saat ini Arkora mengoperasikan dua PLTA yang memiliki kapasitas total sebesar 17.4 MW dan dua PLTA yang sedang dalam tahap konstruksi berkapasitas total sebesar 15,4 MW. Setelah seluruh PLTA ini beroperasi, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 32,8 MW.

Melalui PT Energia Prima Nusantara, secara kumulatif sejak tahun 2018 sampai dengan bulan Juli 2024, Perseroan telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 17,5 MWp, sementara yang saat ini dalam proses instalasi sebesar 1,9 MWp.

Perseroan melalui EPN telah melakukan investasi pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) dengan total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung sebesar 32,7% sejak Maret 2024. SERD memiliki proyek panas bumi yang telah beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas eksisting sebesar 2 x 49 MW.