Ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023 mampu tumbuh mencapai 5,05 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2023 mencapai 5,04 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari triwulan III-2023 yang tumbuh sebesar 4,94 persen.
Melihat kinerja tersebut, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menilai ekonomi Indonesia dalam kondisi baik. Dalam wawancara pada bulan Februari lalu, Jahja menjelaskan berbagai indikasi kuatnya ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Erick Thohir: IKN untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan
"Melihat sisi bisnis, dari CPO, pertambangan, nikel, itu banyak sekali mendatangkan investor asing. Mereka yang berinvestasi di sini akan meningkatkan value ekspor Indonesia, daripada hanya mengekspor raw material. Ekonomi Indonesia sangat baik," terangnya, dikutip Kamis (18/7/2024).
Meski terjadi fluktuasi harga komoditas, ujarnya, tetap ada peningkatan ekspor sehingga mampu mendatangkan devisa serta menciptakan tenaga kerja. "Ini penting sekali," tegasnya.
Peningkatan dalam penerimaan tenaga kerja akan berimbas pada peningkatan income per kapita masyarakat. Pada gilirannya, tegas Jahja, hal itu akan membantu pemerataan ekonomi.
"Kalau kita lihat, kredit korporasi meningkatnya justru di kuartal 4 dan tidak lepas dari permintaan korporasi di bidang-bidang tersebut (CPO, pertambangan, dan nikel). Ini sangat signifikan, mendorong pencapaian kredit sehingga pencapaian GDP per kapita Indonesia juga meningkat cukup besar," pungkasnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV-2023 ditopang dengan penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha. Sektor konstruksi tercatat tumbuh 7,68 persen (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 persen (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023 juga ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy), serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 4,40 persen (yoy). Dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) sebesar 9,83 persen (yoy).