Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar acara GenSawit Talkshow Padang di Hotel Santika, Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/3) lalu. Acara tersebut diharapkan mampu mendorong kontribusi generasi muda untuk ikut terjun langsung dalam menumbuhkembangkan industri kelapa sawit di Indonesia.
Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS sekaligus Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto, berharap jika kegiatan yang diadakan itu dapat membuang stigma negatif tentang sawit yang faktanya belum tentu benar.
Baca Juga: Belum Tergantikan, Industri Sawit Sokong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
"Kenapa kelapa sawit perlu dikembangkan dan kenapa ini begitu penting, ini semua tidak lepas dari perannya sebagai kontributor terbesar untuk perekonomian Indonesia," jelas Kabul Wijayanto, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (25/3/2024).
Sementara, Kepala Kantor Wilayah DJPb Sumatera Barat, Dr. Syukriah HG, mengatakan, untuk menghadapi Indonesia Emas 2045, generasi muda saat ini akan menjadi penerus berkembangnya kelapa sawit menjadi komoditas multiguna dan bermanfaat untuk semua. Sebab, menurut Syukriah, sawit memiliki potensi besar untuk kemajuan Indonesia. Dirinya yakin ke depannya sawit akan menjadi eksportir bagi generasi-generasi muda yang akan memajukannya.
"Semoga dengan adanya acara ini membuka cara berpikir kita, mengubah pola pikir generasi muda untuk ikut aktif terjun langsung dalam memajukan sawit khususnya di Sumatera Barat," ungkap Syukriah.
Dalam sesi Talkshow, sejumlah narasumber yang hadir, yakni Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya; Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar; Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Ir. Tungkot Sipayung; serta Bidang Kompartemen Media Relations GAPKI, Fenny Sofyan; menyampaikan berbagai prespektif seputar peran kelapa sawit bagi Indonesia di hadapan ratusan mahasiswa Padang.
Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal Sutawijaya, menjelaskan bagaimana misi BPDPKS dalam memperbaiki kesejahteraan petani, menstabilkan harga CPO, dan memperkuat industri hilir. Sementara, Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan raja sawit dunia, menjadi pusat dari produksi dan kebutuhan minyak nabati di dunia. Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia berharap dapat memproduksi lebih dari 50 juta ton minyak sawit pada tahun 2025 nanti.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Ir. Tungkot, Sipayung, berharap harap agar generasi muda bisa memahami industri sawit dengan baik. "Baik ya sawit itu, karbondioksida diserap oleh kebun-kebun sawit kita, kemudian dia cuci, dia ubah sebagian menjadi minyak sawit, sebagian menjadi batang sawit kemudian menghasilkan oksigen. Bukankah sawit itu baik? Selama ini yang kita tahu kelapa sawit menghasilkan minyak goreng dan ada di keseharian kita. Namun, secara tidak langsung juga menjadi paru-paru ekosistem," jawab Tungkot.
Tungkot menambahkan, minyak sawit merupakan minyak yang paling sustainable dari 4 minyak nabati di dunia (kelapa sawit, soybean oil, rapeseed, sunflower oil). Sawit, terangnya, merupakan satu-satunya minyak yang emisinya paling rendah.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Kelapa Sawit yang Jarang Diketahui, Apa Saja?
Sementara itu, Bidang Kompartemen Media Relations GAPKI, Fenny Sofyan, membeberkan bahwa sawit menjadi pusat produksi untuk negara lain, di antaranya Pakistan, India, dan negara Eropa. Apalagi, menurut Fenny, perekonomian Indonesia juga sangat bergantung kepada kelapa sawit. Di tengah pandemi Covid-19 misalnya, Indonesia terselamatkan lewat devisa ekspor kelapa sawit.
"Jadi, secara tidak langsung kita juga bagian dari perekonomian dunia dan kebutuhan kita di Indonesia juga bertambah seiring bertambahnya konsumsi," jelas Fenny.
Terlebih, lanjut Fenny, generasi muda patut bangga sebab sawit satu-satunya pangan yang tidak impor, tetapi mengekspor. Sebagai profesional di bidang kehumasan, Fenny mengajak generasi muda untuk mengunggah apapun suara positif terkait industri kelapa sawit Indonesia.
"Supaya masyarakat kita tahu bahwa sawit kita ini adalah sumber kekayaan yang harus kita jaga dan jangan sampai dijajah oleh orang asing," pungkas Fenny.