Di kesempatan yang sama, Sandra, orang tua dari Diego Berel, berbagi cerita tentang perjalanan sang anak hingga menjadi pelukis yang path diperhitungkan seperti sekarang. Menurut Sandra, bakat melukis Diego Berel juga terasah dari sang ayah yang seorang wartawan dan semakin terbentuk saat belajar di sekolah berkebutuhan khusus di Jakarta Selatan.
“Dari masukan penilian para guru yang melihat bakat Diego di bidang melukis, saya pun bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan pelatihan khusus,” tutur Sandra.
Sandra juga merasa Diego tak hanya mengeluarkan imajinasi ketika melukis, melainkan integritas. Ia dan pihak sekolah selalu memberikan perhatian dan melatih Diego agar fokus di motorik.
“Kesemua lukisan Diego mencerminkan apa yang ia pikirkan dan rasakan. Ia melukis dengan hati, menjadikan setiap karyanya unik dan penuh makna. Seperti salah satu lukisan yang akan ditampilkan pada pameran kali ini yaitu Balinese Penjor,” beber Sandra.
Dikatakan Sandra, lukisan yang berhasil ditampilkan di The Holy Art Gallery London pada 2022 lalu itu merupakan lukisan yang dihasilkan karena keinginan Diego untuk pergi ke Bali namun terhalang oleh pandemi.
Adapun, proses kurasi lukisan-lukisan pada pameran Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries juga diserahkan sepenuhnya kepada Sandra.
“Lukisan Diego ini beragam, mungkin referensi dia liat iPad atau lingkungan sekitar. Misalnya, lihat bunga tapi berbeda dengan caranya. Saya sangat bahagia melihat Diego bisa berpartisipasi dalam acara ini. Ini adalah hadiah terbaik bagi Diego dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya,” tambahnya.
Baca Juga: Komitmen Keberlanjutan The Apurva Kempinski Bali Lewat ‘Path to Sustainable Growth’, Seperti Apa?