Presiden Prabowo Subianto telah melantik sejumlah pejabat baru pasca reshuffle pekan lalu, salah satu pejabat baru yang menyedot atensi publik adalah Djamari Chaniago yang ditunjuk mengemban tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang politik dan Keamanan (Menko Polkam) 

Masuknya nama Djamari Chaniago di Kabinet Merah Putih membuat sebagian publik bertanya-tanya, pasalnya pensiunan TNI itu merupakan salah satu orang yang menjabat Sekretaris Dewan Kehormatan Perwira yang memberi rekomendasi pemberhentian Prabowo dari dinas militer pada 1998. 

Baca Juga: Cerita di Balik Penunjukan Djamari Chaniago Sebagai Menko Polhukam

Penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menko Polhukam membuat publik mengacungkan jempol buat Prabowo, mereka memuji kebesaran hati dan sikap kesatrianya. Kepala Negara oleh banyak pihak dianggap sudah sukses menunjukan kedewasaan sikap politik. 

“Presiden Prabowo berupaya tidak menonjolkan dendam, tetapi tetap mempertimbangkan pengalaman dan hubungan personalnya dengan Djamari di masa lalu,” kata Peneliti Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline di Jakarta kepada wartawan Kamis (18/9/2025). 

Dengan menunjuk Djamari Chaniago sebagai salah satu orang penting yang duduk di dalam kabinetnya, Prabowo kata Edna sama sekali tak memperlihatkan dendam masa lalu, justru sebaliknya ia menunjukan kedewasaan berpolitik. 

Penunjukan Djamari Chaniago seolah mengonfirmasi bahwa Prabowo tak peduli lagi dengan cerita-cerita masa lalu, ia justru melihat ke depan dengan mempertimbangkan  rekam jejak dan pengalaman Djamari di dunia militer, serta kedekatan personal mereka sejak lama. Hubungan tersebut terjalin sejak ketiganya, yakni Prabowo, Djamari, dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri).

“Prabowo dan Sjafrie merupakan lulusan angkatan 1974, sedangkan Djamari dari angkatan 1971. Saat itu, Djamari menjadi pengasuh angkatan 1974, sehingga memiliki kedekatan khusus dengan Prabowo dan Sjafrie,” jelas Edna.

Ia menambahkan, Djamari bahkan pernah menjadi komandan Prabowo semasa di Akabri. Kedekatan itu terus terjaga hingga membawa Djamari bergabung dengan Partai Gerindra setelah pensiun dari TNI AD. Selain hubungan personal, Edna menyoroti pengalaman panjang Djamari di militer. Ia pernah menjabat sebagai pangkostrad, kepala staf umum (Kasum) TNI, serta anggota MPR periode 1997–1998.

“Dengan latar belakang tersebut, saya yakin Prabowo, Djamari, dan Sjafrie akan sejalan dalam menentukan kebijakan politik dan keamanan nasional,” ujar Edna.

Pelantikan Djamari sebagai menko polkam definitif dilakukan oleh Presiden Prabowo bersama sejumlah menteri dan wakil menteri baru dalam reshuffle ketiga Kabinet Merah Putih. Sebelumnya, posisi menko polkam dijabat sementara oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Selain Djamari, pejabat lain yang dilantik pada kesempatan yang sama antara lain Erick Thohir (menpora), Afriansyah Noor (wamenaker), Rohmat Marzuki (wamen kehutanan), Farida Farichah (wamen koperasi), serta Angga Raka Prabowo (Kepala Badan Komunikasi Pemerintah).

Baca Juga: Siapa Djamari Chaniago, Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan?

Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 96P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029 yang ditetapkan pada 8 September 2025.