Growthmates, coba pikirkan, berapa banyak godaan manis yang Anda temui setiap hari? Mulai dari roti hangat hingga iklan dessert mewah di televisi. Gula ada di mana-mana, memikat lidah dan memengaruhi pilihan kita tanpa disadari.
Namun, tahukah Anda bahwa gula bukan hanya meningkatkan berat badan atau merusak gigi, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan kulit dan rambut Anda?
Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan mempercepat proses penuaan kulit. Ketika kadar gula darah melonjak tinggi, terjadi proses yang disebut glikasi, yaitu reaksi kimia alami yang merusak kolagen dan elastin, dua protein penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit lebih cepat kehilangan kekencangan dan muncul kerutan atau garis halus sebelum waktunya.
Selain itu, bukan rahasia lagi, gula juga menjadi salah satu pemicu jerawat. Asupan gula tinggi meningkatkan kadar insulin dalam darah. Lonjakan insulin ini merangsang produksi minyak berlebih di kulit yang kemudian menyumbat pori-pori, memicu jerawat, dan bintik-bintik membandel.
Selain itu, gula memicu peradangan di dalam tubuh, yang semakin memperburuk kondisi kulit berjerawat serta meningkatkan risiko gangguan kulit lain seperti rosacea dan eksim.
Kulit Lebih Cerah dan Lembap dengan Mengurangi Gula
Kabar baiknya, ketika Anda mengurangi konsumsi gula, kulit Anda akan terlihat lebih sehat. Tanpa kelebihan gula yang memicu kerusakan kolagen, kulit tetap terhidrasi dengan baik, terasa lebih lembut, kenyal, dan tampak bercahaya alami.
Bahkan, banyak orang yang berhasil mengurangi gula melaporkan warna kulit mereka menjadi lebih merata dan kondisi peradangan kulit berkurang drastis.
Baca Juga: Mengendalikan Konsumsi Gula Berkadar Tinggi di Masyarakat