Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen kendati ada sejumlah guncangan ekonomi yang terjadi sejak beberapa tahun lalu hingga kini, misalnya Covid-19 yang terjadi sejak 2022 hingga badai El Nino yang terjadi baru-baru ini. 

“Kita melihat pada triwulan keempat yang lalu Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Mau dilihat dari kuartal per kuartal maupun dari year on year itu menggambarkan bahwa Indonesia bisa bertahan di dalam menjaga pertumbuhan ekonominya di atas atau di sekitar 5 persen selama 8 kuartal berturut-turut,” kata Sri Mulyani ketika memberikan paparan pada Raker Kemendag dilansir Olenka.id Kamis (29/2/2024). 

Baca Juga: Menakar Peluang Anies Baswedan di Pilgub DKI Setelah Pilpres 2024

Sri Mulyani menyebut, pasca Covid-19 berbagai sektor ekonomi global lumpuh total imbas berbagai kebijakan penanggulangan virus mematikan itu,  namun hal itu tidak terjadi dengan Indonesia.

Bahkan di musim pandemi itu sektor pertanian tetap tumbuh meski tak signifikan. Pertumbuhan sektor pertanian di tengah badai Covid-19 sebesar 2 persen dan terus merangkak naik hingga sektor pertanian kembali diguncang El Nino. Tak hanya di sektor pertanian sektor pertambangan dan konstruksi terus melaju di tengah dua badai besar itu. 

“Saya menyebutkan 8 kuartal berturut-turut karena dalam 8 kuartal atau 2 tahun terakhir sebetulnya guncangan ekonomi dunia pasca pandemi itu tidak mudah dan tidak ringan namun pertanian kita meskipun kita tahun lalu mengalami El Nino masih bisa tumbuh. Pada masa pandemi pertanian itu bisa tumbuh di atas 2 persen. Dan kita lihat tentu pertambangan konstruksi juga memberikan tren positif,” bebernya. 

Pertumbuhan ekonomi benar-benar pesat ketika masyarakat sudah mulai beraktivitas saat  Covid-19 berhasil ditekan. Ada beberapa sektor yang mengalami kemajuan pesat seperti sektor transportasi, akomodasi hingga makanan dan minuman. Pertumbuhan pesat pada sektor ini juga sebagai penanda bahwa  Covid-19 berangsur hilang dan berakhir. 

“Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor dimana mobilitas masyarakat meningkat. Ini menggambarkan bahwa efek dari pandemi sudah mulai hilang atau dalam hal ini terhapuskan dan pemulihan sudah berjalan cukup baik,” ucapanya.

Selain itu, pada masa pemulihan itu berbagai pembangunan yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga kembali menggeliat, bahkan proyek-proyek itu mampu  menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang lumayan positif.

Baca Juga: Polemik Pangkat Jenderal Bintang 4 Buat Prabowo Subianto

Baca Juga: Jadi Oposisi Tunggal Setelah Ditinggal Demokrat, PKS Tak Gentar Dikeroyok Koalisi Gemuk Pemerintahan Jokowi

“Pertama infrastruktur yang mengalami cukup banyak kemajuan dan ini menyumbang resiliensi dari kegiatan mobilitas masyarakat seperti tadi disebutkan transportasi, akomodasi, makan dan minum,” tutupnya.