Grand Batang City akan segera diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), pada Jumat, 26 Juli 2024, mendatang. Kawasan industri seluas 4.300 hektare di Batang yang dikembangkan oleh PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) tersebut dipersiapkan menjadi kawasan industri yang kompetitif di Asia Tenggara dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional.
Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 19 tenant yang berkomitmen akan berinvestasi di Grand Batang City. Dalam acara Commercial Launch Empowering Sustainable Industrial Excellence di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (19/7/2024), diluncurkan produk komersial dan Perjanjian Sewa serta Perjanjian Pemanfaatan Tanah Komersial (PPTK) dengan sejumlah tenant.
"Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan kawasan ini menjadi industri terdepan di Indonesia yang tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga menjadi kawasan industri yang modern dan ramah lingkungan serta menghadirkan berbagai fasilitas dan layanan lengkap untuk mendukung kehidupan dan aktivitas di dalam kawasan," jelas Ngurah.
Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut ditunjukkan dengan diraihnya penghargaan platinum untuk sustainable green development di Grand Batang City. "Penghargaan itu menjadikan kami sebagai pilot project industri hijau di Indonesia. Oleh karena itu, kami harus tunduk dengan peraturan yang ada, seperti harus menggunakan kendaraan listrik, mengurangi emisi, serta menambah jumlah tanaman penyerap karbon," jelasnya kemudian.
Sebagai perusahaan pertama yang berinvestasi di kawasan komersial Grand Batang City, Utomo Charge+ selaku penyedia solusi sistem pengisian daya kendaran listrik (Electric Vehicles) akan membangun super electric mobility hub pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan 60 gun charging station.
Managing Director Utomo Charge+, Anthony Utomo, menjelaskan bahwa super electric mobility hub merupakan pusat pengisian daya EV pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan dilengkapi 60 gun menggunakan kemampuan ultra fast charging, SPKLU ini mampu menampung berbagai jenis EV dari kendaraan listrik, bus komersial listrik, hingga truk listrik.
"Kendaraan komersial berbasis listrik memiliki peluang sumbangsih dekarbonisasi yang besar bagi sektor industri. Emisi karbon yang rendah dari kendaraan ini menjadikan daya saingnya makin tinggi. Kami bangga dapat mendorong perkembangan ekonomi rendah karbon di kawasan industri ini yang kami nilai sangat bermanfaat bagi ketahanan dan daya saing industri Indonesia," ucap Anthony.
Keseluruhan 60 SPKLU dalam super electric mobility hub di kawasan KITB akan dibangun secara bertahap dan ditargetkan selesai dalam 3 tahun ke depan. Lebih rinci, pembangunan super electric mobility hub ini akan dimulai pada kuartal ke-4 tahun 2024 dan diharapkan selesai pada kuartal ke-2 tahun 2025.
Baca Juga: PLN Rampungkan Suplai Listrik Tahap II untuk SMART Sebesar 18,58 MVA
"Kami optimis kehadiran super electric mobility hub ini tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas bagi para pengguna EV, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk membangun 32.000 unit SPKLU hingga tahun 2030 yang bertujuan untuk mengakomodasi potensi 2,2 juta unit kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) roda empat yang diprediksikan akan beredar di Indonesia pada tahun tersebut," ujar Anthony.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT KITB, Indri Septa Respati, mengatakan, super electric mobility hub akan menjadi ikon baru mobilitas ramah lingkungan di Indonesia. Adapun, kerja sama ini merupakan wujud komitmen PT KITB untuk mendukung pembangunan ekosistem EV yang tangguh dan berkelanjutan di Indonesia.
"KITB merupakan kawasan industri terdepan di Indonesia dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Hal ini sejalan dengan visi Utomo Charge+ sebagai mitra kluster komersial pertama di KITB untuk mempercepat transisi ke era mobilitas ramah lingkungan di Indonesia. Maka dari itu, kami memercayakan Utomo Charge+ sebagai mitra kami untuk bersama-sama mendorong inisiatif hijau dan berkelanjutan di Indonesia dengan menyediakan infrastruktur pengisian daya yang andal di kawasan KITB,' ucap Indri.