Schneider Electric™ merayakan 100 tahun solusi kontrol motor TeSys yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1924. TeSys bermula dari terobosan starter motor tertutup pertama, kontaktor modular pertama, dan starter motor three-in-one modular pertama.

Saat ini, solusi TeSys mengelola lebih dari 40 juta sirkuit di seluruh dunia, menawarkan arsitektur plug-and-play, fungsionalitas fleksibel, serta keamanan dan keandalan. Di Indonesia, TeSys disebut telah berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan operasional di berbagai sektor industri, termasuk manufaktur, energi dan kimia, serta pengolahan air.

Baca Juga: Schneider Electric Gaet AKLI untuk Tingkatkan Keselamatan Ketenagalistrikan

"Selama 100 tahun terakhir, TeSys telah menjadi standar global dalam kontrol motor dan manajemen daya. Dengan evolusi teknologi digital, kami terus menghadirkan solusi yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan untuk menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang. Schneider Electric berkomitmen untuk terus mendorong inovasi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mendukung keberlanjutan energi di masa depan," ujar Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, dikutip Senin (24/2/2025).

Di tengah tantangan industri yang saat ini dihadapkan pada volatilitas energi, peningkatan emisi karbon, dan standar keberlanjutan yang makin ketat, manajemen motor yang efektif dinilai makin krusial. Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh banyak perusahaan antara lain adalah biaya energi yang tinggi dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Oleh karena itu, efisiensi energi kini menjadi hal yang sangat penting bagi keberlanjutan bisnis. Dalam hal operasional, pengelola pabrik memerlukan solusi kontrol motor yang canggih untuk mendukung pemeliharaan prediktif, mengurangi waktu henti (downtime), dan meningkatkan produktivitas.

Proses elektrifikasi dan digitalisasi kontrol motor memungkinkan pengurangan jejak karbon hingga 30% sekaligus meningkatkan efisiensi energi secara signifikan. Dengan optimasi manajemen motor, industri dapat menekan biaya operasional hingga 30% serta memperoleh pengembalian investasi hingga 20%, sejalan dengan target efisiensi dan keberlanjutan yang makin ketat.