Dedi menambahkan dukungan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan pengaruh positif terhadap perolehan suara Pramono-Rano. Dia mengatakan, Jokowi dan Prabowo boleh saja bunya dukungan yang kuat di Jakarta, namun kota ini telah lama dikenal sebagai basis suara Anies dan Ahok.
"Jakarta sejak Pilpres sudah menjadi basis Anies, sisi lain ketokohan kandidat juga alami penolakan, ini secara kolektif membuat Ridwan Kamil atau Jokowi alami kekalahan," ucapnya.
Satu Putaran
Dedi mengatakan apabila berpatokan pada hasil hitung cepat dan hasil survei sebelum pemilihan, Pilgub Jakarta kemungkinan besar dituntaskan hanya dalam satu putaran yang dimenangkan Pramono-Rano
"Jika membaca tren elektabilitas sebelum pemilihan, hingga pascahitung cepat dan exit poll, peluang Pilgub Jakarta satu putaran cukup besar, dan Pramono yang keluar sebagai pemenang," beber Dedi.
Baca Juga: Benarkah Jokowi Khawatir dengan Kehadiran Anies Baswedan?
Keyakinan serupa juga datang dari kubu PDI Perjuangan selaku partai pengusung Pramono-Rano. Hajatan ini diyakini bakal berlangsung hanya dalam satu putaran saja.
"Artinya berdasarkan hasil tersebut, kita bisa menyatakan bahwa Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran," kata Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Lies Hartono atau Cak Lontong.