Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-50, Sarirasa Group menggelar pameran Gemah Ripah yang diadakan di Atrium Utama Senayan City dari tanggal 9-11 Agustus 2024. Berbagai kegiatan ditampilkan guna mengangkat kekayaan budaya Indonesia, mulai dari beragam kuliner hingga diskusi budaya oleh tokoh-tokoh budaya Indonesia.
Benny Hadisurjo, CEO Sarirasa Group, mengungkapkan, perayaan ulang tahun ke-50 yang diadakan bukan hanya tentang perayaan pencapaian masa lalu, tetapi juga bukti komitmen Sarirasa Group untuk melestarikan, mengangkat, dan mempromosikan budaya serta kuliner Indonesia.
Baca Juga: Hadir dengan Logo Baru, Marina Ajak Gen Z Cinta Budaya dan Sebarkan Semangat #TogetherWeShine
"Melalui pameran Gemah Ripah dan berbagai inisiatif yang dilakukan, kami bertujuan menghormati warisan kami, merangkul modernitas, dan menginspirasi generasi mendatang. Kami sangat bersemangat untuk berbagi perjalanan ini dengan semua orang dan melanjutkan warisan keunggulan kami," kata Benny Hadisurjo, dikutip Senin (12/8/2024).
Kini, Sarirasa Group bersiap melebarkan sayapnya ke kancah internasional. Chef William Wongso, dengan pengalaman dan dedikasinya dalam mempromosikan masakan Indonesia ke dunia internasional, memberikan landasan dan inspirasi yang kuat bagi Sarirasa. Didukung oleh Felix Ang, Direktur Sarirasa International Europe, membawa strategi bisnis yang tajam dan berorientasi pada masa depan. Dengan pengetahuan mendalam tentang pasar Eropa, Felix berencana mengembangkan konsep restoran Sarirasa yang adaptif dan inovatif, siap untuk memenuhi selera dan preferensi konsumen internasional.
Sementara itu, gelaran Gemah Ripah juga dimeriahkan oleh kehadiran Tim Sarirasa Origin yang memberikan edukasi tentang kekayaan budaya Indonesia, memperlihatkan dedikasi Sarirasa Group dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya melalui berbagai program dan kolaborasi.
Pada hari terakhir Pameran Gemah Ripah, Sarirasa Group mengajak peserta untuk mendalami keajaiban Wastra Indonesia, kain tradisional yang tidak hanya memiliki makna budaya yang mendalam, tetapi juga relevan dengan misi Sarirasa dalam melestarikan warisan Indonesia. Dipandu oleh William Ingram, Founder Threads of Life, sesi ini mengungkapkan bagaimana Wastra memainkan peran penting dalam upacara ritual, adat istiadat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Menurut Ingram, perjalanan para penenun tradisional untuk mempertahankan warisan ini tidaklah mudah. Tantangan yang dihadapi oleh para penenun dalam mengakses pasar global dan strategi-strategi untuk mengatasi hambatan ini serupa dengan upaya Sarirasa Group dalam memperkenalkan kuliner Indonesia ke pasar internasional.
"Melalui Threads of Life, kami mendukung komunitas lokal dengan menerapkan praktik berkelanjutan dan perdagangan yang adil, sejalan dengan visi Sarirasa untuk memberdayakan komunitas dan melestarikan warisan budaya Indonesia," jelasnya.
Threads of Life mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan bagi para penenun, memastikan bahwa nilai-nilai tradisional tetap hidup dan dihargai. Inisiatif ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas, sebuah prinsip yang dipegang teguh oleh Sarirasa Group dalam setiap aspek bisnisnya.
"Dengan menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas, Sarirasa Group tidak hanya menyajikan kuliner lezat, tetapi juga menjadi pelopor dalam pelestarian budaya, menciptakan dampak positif yang melampaui batas-batas kuliner," pungkas Benny.