Wanita kelahiran Surabaya ini juga menekankan pentingnya percaya diri dan bangga terhadap usaha sendiri, apa pun jenisnya. Nanik mengajak para perintis di luar sana untuk tidak minder jika bisnis mereka dianggap kecil atau sederhana, seperti menjual peyek atau pisang goreng.
Diakui Nanik, bahkan, dulu kerap dipanggil "bok gedang goreng" (ibu pisang goreng), tetapi ia tidak merasa tersinggung akan hal itu. Sebaliknya, Nanik menerima itu dengan bangga karena memang itulah bidang usahanya.
“Gak apa-apa memang saya memang bok gedang goreng, usaha saya pisang goreng. Oke memang ada hasilnya tapi sekarang,” kata Nanik.
Baca Juga: Mengenal Sosok Nanik Soelistiowati, Pengusaha Sukses di Balik Pisang Goreng Madu Bu Nanik
Keluarga juga berperan penting dalam perkembangan bisnis Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Nanik mengaku, merasa termotivasi oleh anak-anaknya yang membantu membangun manajemen bisnisnya setelah menyelesaikan pendidikan mereka.
Kolaborasi antara anak-anaknya juga menjadi kunci dalam mengembangkan usaha Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Salah satu bertanggung jawab di bidang manajemen, sementara yang lain fokus pada pengembangan produk.
“Mereka mulai memasarkan online, satu hari kira-kira ribuan antrian. Dan 60 persen atau 70 persen itu online.Yang 30 persen itu datang ke toko saya,” imbuhnya.