Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku dirinya mulai membatasi diri dalam memberikan pernyataan di media, dia mengaku gaya berbicaranya yang ceplas-ceplos dan cenderung apa adanya acap kali membuat publik salah tafsir yang berujung polemik.
Purbaya mengaku, ke depannya dirinya bakal lebih hati-hati memberikan pernyataan, terutama pernyataan yang berkaitan dengan kebijakan atau program pemerintah. Meski begitu Purbaya berkelakar dengan mengaku bakal melakukan investigasi untuk mengetahui siapa yang melarangnya berbicara ceplas-ceplos.
Baca Juga: Purbaya: Jangan Anggap Saya Koboi
“Katanya ngomongnya mesti begitu sekarang, enggak boleh ceplas-ceplos, tetapi nanti saya investigasi lagi,” ucapnya berseloroh ketika ditemui saat ditemui di Gedung Djuanda 1, kantor Kemenkeu, Jakarta dilansir Rabu (28/10/2025).
Adapun pernyataan ini disampaikan Purbaya ketika disinggung mengenai gaji para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada 2026 mendatang, dia mengatakan dirinya tak boleh berbicara sembarangan mengenai hal ini, namun dia mengatakan sejauh ini dirinya memang belum mengetahui secara jelas gaji ASN tahun depan apakah mengalami kenaikan atau tidak.
“Saya belum tahu. Nanti saya diskusikan sama teman-teman di kantor,” ujar Purbaya
Sebagaimana diketahui Purbaya menjadi salah satu menteri di Kabinet Merah Putih yang paling menyita perhatian publik kendati masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan baru seumur jagung.
Sejauh ini Purbaya sudah terlibat ke dalam berbagai pusaran polemik, misalnya saja ketika dirinya dengan tegas mengatakan tak bakal menganggarkan pembayaran utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Alih-alih memberi bantuan dana, Purbaya justru meminta Danantara putar otak untuk melunasi utang jumbo kereta cepat yang dibangun di era Presiden Joko Widodo itu.
Tak hanya soal Whoosh, Purbaya juga dengan tegas menolak menggelontorkan anggaran untuk mengokosi Program Family Office yang digagas Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan. Perang Purbaya dan Luhut meledak di publik dan mendapat beragam reaksi.
Banyak pihak bahkan beranggapan bahwa Purbaya merupakan salah satu menteri yang berani menentang Luhut. Sebetulnya keduanya sudah sangat dekat, mereka bukanlah sosok yang baru dipertemukan.
Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Purbaya dan Luhut sempat bekerja sama, lebih tepatnya Purbaya menjadi anak buah Luhut dengan menjabat staf khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada Juli 2016 hingga Mei 2018.
Gaya berbicaranya yang apa adanya dan juga tegas membuat publik jatuh hati, Purbaya mendulang dukungan dari masyarakat. Sejumlah survei bahkan menempatkan Purbaya sebagai menteri favorit.
Misalnya saja hasil riset dari Lembaga Indonesia Social Insight (Idsight) yang dilakukan beberapa waktu lalu, Purbaya menjadi sosok yang memborong hampir semua penilaian positif masyarakat dengan persentase yang mencapai 83,7 persen.
Baca Juga: Bersih-bersih Lapak Thrifting, Rencana Purbaya Disokong DPR
Direktur Komunikasi Idsight Johan Santosa mengatakan, riset itu dilakukan teknik analisis tanggapan masyarakat di media sosial milik Purbaya seperti Instagram, X/Twitter, Facebook Page, dan Tiktok selama rentang waktu 24 September-3 Oktober 2025.
"Meskipun baru sebulan menjabat, Menkeu Purbaya menjadi sosok paling difavoritkan oleh publik di antara deretan para pembantu Presiden Prabowo. Penilaian positif sangat tinggi mencapai angka 83,7%, lalu penilaian netral 12,5% dan penilaian negatif hanya 3,8%," kata Johan Santosa.