PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) terus bergerak maju dengan bertransformasi menjadi Holding Perkebunan Nusantara. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sarat sejarah di Indonesia, PTPN Holding terus memupuk prestasi yang progresif, pascanyaris tergelincir jatuh pada 2020. Perusahaan ini meneguhkan posisinya sebagai aset penting bagi bangsa ini di tengah berbagai tantangan.
Untuk lebih dapat berkompetisi dengan pasar, holding BUMN perkebunan telah dibentuk sejak 2014. Meski sudah berbentuk holding, pada praktiknya, perusahaan ini masih kesulitan bergerak lincah. Pasalnya, dari 13 PTPN yang dilebur menjadi satu, hanya ada tiga PTPN yang terbilang sehat secara bisnis, yakni PTPN III, PTPN IV, dan PTPN V. Sementara, yang lainnya membutuhkan penanganan intensif, terutama menyangkut masalah keragaman, operasional, hingga kekuatan finansial.
Baca Juga: 'Core Values' Lejitkan BSI Capai Top 10 Global
Hal itu membuat Direktur Utama PTPN Holding, Abdul Ghani, meyakini butuh terobosan signifikan mengatasi masalah yang terus berlarut-larut. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menggalang dukungan pemerintah dan parlemen untuk memastikan restrukturisasi utang.
Menurut Abdul Ghani, tidak ada pilihan lain selain dengan melakukan penjadwalan kembali beban finansial. Upaya ini diharapkan dapat membantu memberikan ruang bagi PTPN Group untuk melakukan konsolidasi dengan para pihak terkait.
"Intinya, kami harus melakukan terobosan signifikan melalui transformasi menyeluruh yang didukung penuh oleh stakeholders pemegang saham," tegas Ghani dikutip dari buku Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2045 yang diluncurkan hari ini berbarengan dengan konferensi Indonesia Brand Forum 2024 di Landmark Tower Telkom, Rabu (31/07/2024).
Dalam upaya bertransformasi menuju visi sebagai pemimpin agribisnis global, PTPN Holding mengambil inisiatif strategis dengan membentuk tiga sub-holding: PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo. Ketiga sub-holding ini akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi PTPN Holding.
Dengan hadirnya SugarCo, PTPN Holding mengonsolidasikan 35 pabrik gula milik holding perkebunan dengan tujuan untuk mewujudkan kemandirian gula konsumsi, mengurangi impor gula, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga stabilitas harga gula ritel.
Sementara itu, sub-holding PalmCo mengintegrasikan industri hulu dan hilir kelapa sawit PTPN Holding. Dengan ini, perusahaan diproyeksikan menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia pada tahun 2026 dengan target luas areal sebesar 706 ribu hektare, menghasilkan 1,8 juta ton olein per tahun dan 433 ribu ton biodiesel per tahun. Olein yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi sekitar 30 persen dari konsumsi minyak goreng domestik.
"Sub-holding ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), crude palm oil (CPO), minyak nabati, dan minyak goreng," kata Abdul Ghani.
Baca Juga: Sinergi Membawa BUMN 'Menari Lincah'
Sub-holding Supporting Company akan mengurus bisnis yang tidak dikelola oleh PalmCo dan SugarCo guna meningkatkan finansial dari bisnis lain serta inkubasi bisnis-bisnis baru seperti properti dan green business. Supporting Company difokuskan untuk mengelola bisnis Group PTPN selain komoditas gula dan kelapa sawit dengan fokus pada penguatan komoditas teh dan kopi serta pengembangan model bisnis baru berbasis optimalisasi aset.
Dengan inisiatif strategi tersebut, Ghani menjelaskan bahwa pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun secara rata-rata meningkat 17,5% sejak 2020. Untuk tahun 2024, PTPN Holding menargetkan pendapatan sebesar Rp61,7 triliun, meningkat dari Rp50,9 triliun pada tahun 2023. Secara rata-rata, sejak tahun 2020, pendapatan perusahaan terus meningkat atau mencapai 11,9% per tahun. Tren ini menunjukkan bahwa PTPN Holding memiliki mentalitas pemenang, mampu bangkit dari keterpurukan dan melakukan lompatan progresif.
Dengan segala pencapaian dan tantangan yang berhasil diatasi, PTPN Holding terus membuktikan diri sebagai aset berharga bagi Indonesia. Perusahaan ini akan terus berupaya memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara sebagai katalis ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.