Di balik gerai The Body Shop Indonesia yang akrab bagi para pencinta produk kecantikan, berdiri sosok Suzy Hutomo yang konsisten menyatukan bisnis dengan kepedulian terhadap lingkungan dan kemanusiaan.
Sebagai CEO The Body Shop Indonesia, ia meyakini bahwa usaha tidak cukup hanya mengejar keuntungan, melainkan juga harus memberi dampak positif bagi planet dan manusia melalui prinsip Planet–People–Profit.
Meski kini dikenal luas dan dipercaya konsumen, perjalanan The Body Shop Indonesia tidak dimulai dengan mudah. Saat Suzy bersama suaminya merintis bisnis ini pada 1992, istilah ‘Body Shop’ masih terdengar asing bagi banyak orang. Namun, berkat konsistensi, nilai, dan kerja keras, The Body Shop perlahan tumbuh menjadi salah satu merek kecantikan yang diterima luas di Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok Suzy Hutomo di balik kiprahnya sebagai pebisnis dan aktivis lingkungan? Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (30/12/2025), berikut ulasan Olenka tentang perjalanan hidup, nilai, dan komitmen keberlanjutan yang ia pegang hingga hari ini.
Latar Belakang Keluarga dan Kehidupan Pribadi
Suzy Hutomo merupakan putri dari Hary Darmawan, pengusaha nasional Indonesia dan pendiri jaringan ritel besar seperti Matahari Department Store, Swalayan Hari-Hari, serta Taman Wisata Matahari di Cisarua, Bogor.
Dikutip dari Wikipedia, ibunya bernama Anna Jan, sementara suaminya adalah Hutomo Santosa. Informasi mengenai tanggal lahir dan detail keluarga lainnya tidak dipublikasikan secara terbuka. Suzy dikenal menjaga privasi keluarganya, meski ia kerap menyebut peran keluarga sebagai fondasi nilai dan kepeduliannya terhadap alam sejak usia dini.
Jejak Pendidikan
Dikutip dari akun LinkedIn pribadinya, Suzy menempuh pendidikan di berbagai institusi bergengsi. Ia menyelesaikan pendidikan menengah di Raffles Girls’ School dan Raffles Institution.
Pendidikan tingginya dimulai di National University of Singapore, tempat ia meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis (1979–1981).
Selain itu, ia juga memperoleh gelar Associate in Applied Science (AAS) bidang Production & Design dari Fashion Institute of Technology, New York (1982–1984).
Pengalaman pendidikan lintas negara ini pun akhirnya membentuk cara pandangnya yang terbuka, kritis, dan berorientasi global.
Awal Mendirikan The Body Shop Indonesia
The Body Shop resmi hadir di Indonesia pada 1992. Dikutip dari kumparan WOMAN, ketertarikan Suzy pada merek ini bermula saat ia menempuh pendidikan di luar negeri. Transit di London mempertemukannya dengan gerai The Body Shop yang kala itu tampil berbeda, dengan nuansa hijau, pencahayaan temaram, serta poster aktivisme bertuliskan ‘Save the Whale’.
Sejak awal berdiri pada 1976, The Body Shop dikenal menolak animal testing, prinsip yang sejalan dengan nilai Suzy sebagai pecinta alam. Ketertarikan sebagai konsumen pun berkembang menjadi visi bisnis.
Awalnya, Suzy hanya berniat menjadikan The Body Shop sebagai tenant properti. Namun, komunikasi dengan agen Singapura justru membawanya ke proses seleksi ketat sebagai pemegang franchise, termasuk wawancara langsung dan pertanyaan reflektif dari pendiri The Body Shop, Anita Roddick, ‘If money wasn’t an object, how would you like to change the world?’.
Dari puluhan kandidat, Suzy terpilih. Gerai pertama The Body Shop Indonesia pun dibuka di Pondok Indah Mall pada 1992.
Tiga dekade kemudian, dikutip dari kumparan WOMAN, The Body Shop Indonesia telah memiliki sekitar 138 gerai di berbagai daerah dan tetap konsisten mengusung produk vegan, cruelty free, serta kampanye sosial dan lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Sosok Martha Tilaar, Pendiri Sariayu dan Pelopor Industri Kecantikan Indonesia