PT Pertamina (Persero) berkomitmen dalam mengimplementasikan bisnis berkelanjutan. Salah satunya melalui pemanfaatan ekosistem hilir energi lewat PT Polytama Propindo (Polytama), afiliasi Pertamina. Polytama merupakan anak perusahaan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro).
Polytama memproduksi produk petrokimia berupa plastik ramah lingkungan. Menurut Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan, disebut ramah lingkungan karena bahan baku plastik jenis polipropelina tersebut mudah didaur ulang dengan metode pirolisis tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.
Baca Juga: Pertamina Jadi BUMN dengan Setoran Pajak Terbesar Selama 2023
"Bahan baku plastik jenis polipropelina yang diproduksi Polytama dengan merek dagang Masplene®️ memiliki 2 (dua) bentuk, yakni pellet maupun granule. Inovasi produk granule ini merupakan inovasi Polytama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara," jelas Dwinanto, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Produk yang dihasilkan oleh Polytama berbahan dasar propylene dalam fase gas yang dihasilkan dari proses pengolahan (distilasi) minyak bumi sehingga menghasilkan produk petrokimia berupa bijih plastik sebagai bahan baku plastik yang ramah lingkungan. Propylene dalam fase gas ini dihasilkan dari Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan yang merupakan unit operasi dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina.
Beberapa sektor industri secara nasional kemudian membuat produk olahan dari bijih plastik jenis polipropelina, masyarakat dapat membedakan plastik ramah lingkungan dengan mudah, yakni bertanda simbol segitiga dengan kode plastik 5, mulai dari kemasan makanan dan minuman, karung plastik, peralatan Rumah Tangga dari plastik, tas belanja spunbond, plastik film laundry, karpet, masker, APD, hingga part otomotif dan elektronik.
Polytama menghasilkan bijih plastik jenis polipropelina sebanyak 300.000 ton per tahun, 23.000-24.000 Metrik Ton (MT) per bulan atau 780-800 MT per harinya. Produk Polytama juga telah memperoleh kualifikasi tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai 81,83%.
Menurut Dwinanto, untuk mendukung kemandirian sektor petrokimia, Polytama akan meningkatkan kapasitas perusahaan hingga dua kali lipat pada 2027 atau menjadi 600.000 ton per tahun dari yang sebelumnya 300.000 ton per tahun melalui proyek Polypropylene plant Balongan.
"Rencana Tahun 2027 akan menjadi 600.000 metrik ton. Itu artinya, nanti di 2027, Polytama akan menjadi produsen polipropilena terbesar di Indonesia," pungkas Dwinanto.