Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya sekaligus Menteri Dalam Negeri  Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian menilai Presiden Prabowo Subianto tengah menggeser arah pembangunan ekonomi nasional dari yang sebelumnya berhaluan liberal kapitalis ke sistem ekonomi kerakyatan.

Prabowo kata Tito, selalu mengulang pernyataan yang sama di setiap kesempatan, bahwa tujuan pemerintah bekerja keras menggenjot pertumbuhan ekonomi adalah untuk kemakmuran rakyat. 

Baca Juga: Program MBG Buktikan Dampak Ekonomi, Harga Pangan Daerah Makin Stabil

"Terjadi pergeseran penggunaan sistem ekonomi di era Pak Prabowo. Saya membaca bahwa Bapak Presiden kita , Pak Prabowo, itu pemikiran ekonominya sangat dipengaruhi pemikiran ekonomi yang lebih pro kepada sosialis kerakyatan. Beliau selalu mengulang, mengulang, dan mengulang," kata Tito dilansir Olenka.id Kamis (11/12/2025). 

Arah pembangunan ekonomi nasional yang berhaluan pada sistem ekonomi kerakyatan selaras dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang dengan tegas bahwa bumi, air, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana yang termaktub dalam pasal 33. 

Dengan sistem ekonomi kerakyatan, maka ketimpangan ekonomi bisa teratasi, sistem ini berlawan dengan sistem ekonomi liberal kapitalis yang dianut sebelumnya yang justru menciptakan ruang di tengah masyarakat dimana mereka yang kaya bakal bertambah kaya, sedangkan yang miskin semakin terbelenggu. 

"Beliau menganggap bahwa pemerintahan sebelumnya lebih pro kepada, lebih cenderung kepada sistem ekonomi liberal kapitalis. Dan itu membuat yang kaya makin kaya, yang kuat semakin kuat, yang lemah tidak terlindungi," ujarnya, 

Contoh kasus sistem ekonomi seperti ini sudah banyak, misalnya saja soal daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang diketahui meliki harta serta dengan 50 juta masyarakat biasa, ini adalah kesenjang serius yang mesti disikapi dengan kebijakan ekonomi yang lebih baik. 

"Kita lihat, berita misalnya, 50 orang terkaya di Indonesia, kekayaannya sama setara dengan 50 juta rakyat Indonesia.  Ya ini, riset, kekayaan 50 orang terkaya RI setara dengan harta 50 juta warga biasa," ujarnya. 

"Hampir 50 persen lahan bersertifikat dikuasai 60 warga crazy rich Republik Indonesia. Ini yang happening, it happens today. Kenapa? Karena menggunakan sistem ekonomi yang lebih cenderung kepada liberal kapitalis," tambahnya. 

Sistem ekonomi kerakyatan diharapkan dapat memakmurkan seluruh rakyat Indonesia, Prabowo lanjut Tito sangat serius dan tak main-main mengusung sistem ekonomi itu bukitnya Prabowo langsung menghadirkan sederet program yang pro rakyat sejak menjabat menjadi orang nomor satu di republik ini, seperti Program Makan Siang Bergizi (MBG) beasiswa di setiap jenjang pendidikan, bantuan sosial dan banyak lagi program lainnya yang pro rakyat. 

Baca Juga: Perintah Prabowo: Pemulihan Pascabencana di Sumatra Dipercepat!

"Program-program ini kalau teman-teman ekonom yang dari Fakultas Ekonomi baca betul, sebetulnya ini menggambarkan pemikiran bapak Presiden untuk menggeser sistem ekonomi dari liberal kapitalis menjadi cenderung ke arah ekonomi yang lebih sosialis, kerakyatan," pungkas Tito.