Growthmates, di tengah laju zaman yang serba cepat, ada satu hal yang masih kerap menahan langkah perempuan, yakni ageism atau diskriminasi berbasis usia.
Fenomena ini tak hanya memengaruhi cara perempuan dipandang di dunia kerja, tetapi juga dalam gaya hidup dan penampilan.
Kecantikan ideal sendiri sering kali disamakan dengan kulit muda dan bebas keriput, sementara tanda-tanda penuaan dianggap sebagai kehilangan daya tarik. Akibatnya, banyak perempuan merasa harus terus berpacu dengan waktu agar tetap “layak” terlihat menarik atau relevan.
Lebih dari itu, perempuan yang telah melewati usia 30 tahun kerap dihadapkan pada stigma, seperti dianggap tak lagi produktif, atau bahkan 'terlambat' untuk bermimpi.
Menanggapi hal tersebut, Esa Mahira Arman, selaku Senior Brand Manager POND’S, menegaskan bahwa ageism telah membuat banyak perempuan merasa dikejar waktu, seolah masa muda adalah satu-satunya fase yang bernilai.
“Ageism membuat perempuan seolah harus berpacu dengan waktu. Padahal, kami percaya bahwa miracles can shine at any age,” ungkap Esa, saat konferensi pers POND’S Age Miracle 'Cheat Your Age' di Media Center Jakarta Fashion Week 2026, Center Stage, Atrium Lt.2, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Melalui kampanye 'Cheat Your Age', lanjut Esa, POND’S ingin mengajak perempuan untuk melampaui ekspektasi sosial.
“Kami tidak ingin perempuan berpura-pura muda, tetapi justru merayakan setiap fase hidup dengan bangga dan penuh percaya diri,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Dian Sastrowardoyo hadir sebagai Brand Ambassador sekaligus suara utama di balik gerakan ini.

Sosok yang dikenal inspiratif ini berbagi pandangan tentang pentingnya mendobrak batasan usia, terutama bagi perempuan yang ingin terus berkarya.
“Ageism akan berhenti saat perempuan percaya bahwa tak ada usia yang terlalu muda untuk memulai, dan tak ada usia yang terlalu tua untuk mencoba hal baru,” tutur Dian.
Bagi Dian, melawan ageism bukan sekadar menjaga penampilan, tetapi juga keberanian untuk menembus batas sosial dan membuktikan kemampuan diri.
“Saat kita menghargai dan merawat diri dengan baik, daya tarik dan kepercayaan diri tidak akan pernah punya batas usia,” tambahnya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Dian Sastrowardoyo, Mulai deri Perjalanan Karier hingga Fakta Menarik Si 'Cinta'!
Dian juga berbagi pengalaman pribadinya. Di usia 40 tahun, ia justru merasa berada di titik paling siap untuk menapaki babak baru dalam hidup dan karier.
“Aku baru membuka perusahaan film dan juga Parama Talents di usia 40 tahun. Usia yang lebih matang justru bikin kita lebih tahu apa yang ingin kita tekuni,” ungkap pemeran Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta? tersebut.
“Kedewasaan membuat kita lebih siap berkomitmen terhadap apa pun yang kita mulai," lanjutnya.
Bagi Dian, kematangan bukanlah batas, melainkan kekuatan. Ia menegaskan bahwa banyak perempuan justru menemukan jati diri dan kepercayaan diri sejati di usia yang lebih dewasa.
“Kadang justru di usia yang lebih dewasa, perempuan baru merasa cukup matang dan berpengetahuan. Itu seharusnya jadi sumber kepercayaan diri, bukan penghalang,” lanjutnya.
Dian percaya bahwa perlawanan terhadap ageism dimulai dari diri sendiri, dengan terus belajar, berani mencoba hal baru, dan tak lupa merawat diri.
Adapun, salah satu bentuk perawatan diri yang ia maksud adalah ritual self-care menggunakan rangkaian POND’S Age Miracle, yang kini diperkaya dengan Hexyl-Retinol, bahan aktif berperan sebagai Baby Collagen Booster.
Inovasi ini mampu menstimulasi produksi kolagen hingga 200%, menjadikan kulit tampak lebih glowing, kenyal, dan cerah, dengan noda serta garis halus yang tersamarkan.
“Perawatan diri bukan hanya soal kecantikan, tapi juga bentuk cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri,” tutup Dian.
Baca Juga: TRESemmé Dukung Perempuan Tampil Ekstra dan Menawan di Jakarta Fashion Week 2026