Momentum Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember menjadi pengingat penting akan besarnya peran dan perjuangan perempuan dalam menjalani kehamilan. Pada Hari Ibu 2025, penguatan komitmen terhadap perlindungan kesehatan ibu hamil dan janin kembali disuarakan, seiring masih adanya tantangan deteksi dini risiko kehamilan di Indonesia.

Dalam rangka peringatan Hari Ibu Indonesia, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia mencanangkan gerakan Selamatkan Perempuan Indonesia (SPRIN). Salah satu fokus utama gerakan ini adalah mendorong kesadaran dan partisipasi perempuan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sejak dini, terutama pada trimester pertama.

Berbagai kondisi kehamilan berisiko tinggi kerap bermula pada fase awal kehamilan, seperti anemia, hipertensi, insufisiensi plasenta, gangguan metabolisme dini, hingga masalah perkembangan janin. Kondisi tersebut sering kali dapat terdeteksi beberapa minggu sebelum gejala muncul. Namun, setiap kehamilan memiliki profil risiko yang berbeda dan komplikasi tetap dapat terjadi, termasuk pada perempuan yang sebelumnya dikategorikan berisiko rendah.

Baca Juga: Ibu Hamil Meninggal Dunia Setelah Ditolak RS, Prabowo Turun Tangan

Profesor Obstetri dan Ginekologi, Maisuri Tadjuddin Chalid, menilai keterlambatan mengenali tanda-tanda dini masih menjadi tantangan besar dalam pelayanan kesehatan ibu hamil.

“Seorang ibu mungkin merasa sehat, sementara kadar hemoglobin, tekanan darah, atau gula darahnya sudah tidak normal. Rasa aman yang semu ini berbahaya karena ketika gejala muncul, jendela intervensi efektif sudah menyempit,” ujarnya.

Karena itu, pemeriksaan kehamilan sejak trimester pertama dan pemantauan rutin yang berkualitas menjadi kunci pencegahan komplikasi. Temuan dari berbagai penelitian systematic review dan meta-analysis menunjukkan bahwa kunjungan antenatal yang memadai serta pemanfaatan layanan Antenatal Care (ANC) berkorelasi dengan hasil kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lebih baik.

Baca Juga: Wajib Tahu, 10 Rekomendasi Sunscreen yang Aman Digunakan Ibu Hamil

Selain pemeriksaan di fasilitas kesehatan, pemantauan mandiri di rumah juga dinilai penting, terutama pada kehamilan berisiko tinggi. Langkah sederhana seperti pemantauan tekanan darah pada ibu dengan risiko hipertensi, pemeriksaan gula darah bagi penderita diabetes, hingga pencatatan gerakan janin sejak usia kehamilan 32 minggu dapat membantu deteksi dini perubahan kondisi yang berbahaya.

Intervensi sejak dini terbukti lebih hemat biaya dan memiliki potensi besar dalam menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Untuk mendukung upaya tersebut, Mindray menghadirkan solusi diagnostik tingkat lanjut melalui ultrasonografi kesehatan wanita seri Nuewa I. Teknologi ini ditujukan untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi komplikasi tersembunyi yang kerap tidak menimbulkan gejala pada fase awal.

Salah satu inovasi yang dihadirkan adalah Ultra Micro Angiography (UMA), teknologi pencitraan yang memungkinkan visualisasi pembuluh darah berukuran sangat kecil. Perubahan mikroskopis pada sistem vaskular ibu dan janin, yang berperan penting dalam menopang kehamilan, dapat dinilai secara lebih akurat melalui teknologi ini.

Baca Juga: 8 Kandungan Skincare yang Wajib Dihindari Ibu Hamil

Selain itu, teknologi penilaian aliran darah resolusi tinggi juga berperan dalam memprediksi risiko yang belum tampak secara klinis. Dengan mengevaluasi aliran darah pada rahim maupun tali pusat, tenaga medis dapat mengidentifikasi potensi risiko seperti preeklampsia atau gangguan perfusi plasenta sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi lebih serius.

Melalui pemanfaatan teknologi pemantauan kehamilan yang semakin mudah diakses, Mindray berupaya menjembatani kesenjangan antara rekomendasi klinis para ahli dan praktik pelayanan kesehatan sehari-hari. Upaya ini diharapkan dapat memperluas deteksi dini berbasis bukti dan memastikan standar pemantauan kehamilan yang berkualitas dapat dirasakan secara lebih merata oleh keluarga di seluruh Indonesia.