Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 resmi ditutup dengan capaian strategis yang menegaskan semakin kuatnya kolaborasi lintas sektor dalam memperluas inklusi keuangan, memperkokoh tata kelola industri, serta meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap ekosistem keuangan digital Indonesia.

Diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) sepanjang 11 November hingga 12 Desember 2025, ajang ini mendapat dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), 11 kementerian dan lembaga, serta lebih dari 150 mitra strategis dari dalam dan luar negeri.

Selama satu bulan, BFN 2025 menjadi ruang kolaboratif bagi pelaku industri keuangan digital untuk mendorong perluasan akses layanan keuangan, membuka kesempatan ekonomi yang lebih merata, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu krusial seperti manfaat layanan keuangan digital dan ancaman penipuan daring.

Rangkaian kegiatan yang digelar menunjukkan komitmen bersama untuk memastikan inovasi fintech berkembang secara bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyampaikan apresiasinya atas capaian BFN 2025 yang mencerminkan eratnya sinergi antara regulator, asosiasi, dan pelaku industri. Ia menegaskan bahwa BFN telah menjadi ruang strategis untuk menyelaraskan arah pengembangan fintech yang inklusif dan aman.

“OJK terus mendorong sinergi dengan AFTECH dan seluruh pemangku kepentingan agar inovasi teknologi sektor keuangan berkembang secara bertanggung jawab, memperluas inklusi keuangan, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sektor riil. Kolaborasi yang terbangun melalui BFN 2025 menjadi fondasi penting ekosistem keuangan digital yang tepercaya dan berkelanjutan,” tutur Hasan, di Jakarta, Senin (15/12/2025).

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menilai, BFN 2025 sebagai penanda kematangan ekosistem fintech nasional dalam menjawab tantangan risiko digital sekaligus mendorong akses keuangan yang lebih luas.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar inovasi digital benar-benar berdampak.

“BFN 2025 menunjukkan kolaborasi nyata dari regulator, perbankan, fintech, akademisi, investor, dan mitra internasional yang bergerak bersama memastikan inovasi digital memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sektor riil,” kata Pandu.

Mengusung tema Kolaborasi Tanpa Batas: Transformasi Fintech dalam Mewujudkan Ekonomi yang Inklusif, BFN 2025 melibatkan lebih dari 150 kontributor dan 90 mitra asosiasi industri, termasuk organisasi internasional. Selama penyelenggaraan, lebih dari 90 program edukasi digelar untuk meningkatkan literasi keuangan digital, memperkuat integritas dan tata kelola industri, serta meningkatkan daya saing fintech nasional.

Selain itu, masyarakat juga diperkenalkan pada lebih dari 50 program promosi produk keuangan digital, sementara industri membuka sekitar 170 lowongan pekerjaan di sektor keuangan digital, jumlah yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: BFN 2025: AFTECH Tegaskan Kolaborasi sebagai Kunci Wujudkan Fintech Enabler Pertumbuhan Ekonomi dan Inklusi Keuangan

Puncak kegiatan BFN 2025 berlangsung melalui BFN Fest yang digelar pada 10–11 Desember 2025. Mengangkat tema From Clicks to Crops, From Code to Concrete: Realizing Inclusive Growth through Trusted Digital Finance Innovation, BFN Fest menghadirkan konferensi, pameran, serta forum jejaring industri seperti Jakarta Fintech Connect dan Digital x Real Sector Clinic.

Hampir 100 narasumber dari 26 negara turut berpartisipasi dalam konferensi yang membahas isu-isu strategis industri berdasarkan hasil Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 AFTECH.

Secara keseluruhan, BFN Fest berhasil menarik hampir 4.500 pengunjung dan menjadi ruang pertemuan strategis antara regulator, industri, investor, akademisi, dan masyarakat umum.

Sepanjang BFN 2025, berbagai capaian penting juga berhasil diraih. Upaya peningkatan dampak inovasi keuangan digital terhadap sektor riil diwujudkan melalui peluncuran AMS 2024–2025, kolaborasi dengan Kementerian PPN/Bappenas, serta penyelenggaraan Digital x Real Sector Clinic.

Di sisi tata kelola, industri fintech memperkuat komitmen etis melalui pengesahan Kode Etik Terintegrasi dalam Rapat Umum Anggota AFTECH pada 5 Desember 2025.

BFN 2025 juga memberi perhatian besar pada peningkatan literasi keuangan digital dan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan data pribadi, keamanan siber, serta bahaya penipuan daring. Berbagai sesi edukasi dilakukan secara daring dan luring bersama mitra seperti Indonesia Anti Scam Center (IASC) dan Global Anti Scam Alliance (GASA) Indonesia.

Melalui Indonesian Fintech Youth Community (INFINITY) Roadshow, program literasi menjangkau lebih dari 400 pelajar dan generasi muda di Bangka Belitung, serta diperkuat oleh kolaborasi media yang menghasilkan lebih dari 500 pemberitaan nasional.

Dari sisi penguatan industri, BFN 2025 mendorong kerja sama strategis untuk meningkatkan investasi dan daya saing fintech nasional melalui penandatanganan sejumlah nota kesepahaman, peluncuran Fintech Indonesia Playbook bersama Australian Trade Commission (Austrade), serta pengenalan peluang ekspansi ke pasar internasional seperti Kanada, Kenya, Asia Tengah, dan India.

Penguatan talenta digital juga menjadi fokus melalui peluncuran AFTECH Academy, penyelenggaraan forum komunitas risiko bersama BSSN, serta inisiatif jejaring profesional seperti Jakarta Fintech Connect dan Call to Join Women in Fintech – Asia Fintech Alliance.

Menutup rangkaian BFN 2025, Pandu Sjahrir menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari OJK, BI, Bank Mandiri, mitra lokal dan internasional, pelaku industri, hingga rekan-rekan media. Ia menegaskan kembali pentingnya kolaborasi sebagai fondasi utama.

“BFN 2025 membuktikan bahwa kolaborasi adalah kunci. Ketika regulator, industri, media, dan masyarakat bergerak dalam satu agenda, fintech dapat secara efisien dan efektif menjalankan perannya sebagai enabler bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutupnya.

Baca Juga: BFN 2025 Resmi Dibuka, Pandu Sjahrir: Fintech Indonesia Harus Jadi Pemimpin, Bukan Sekadar Pengikut