Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengaku sampai sekarang ini, pemerintah masih mencari skema yang pas untuk melunasi utang kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Pernyataan itu disampaikan Rosan menanggapi pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengklaim pelunasan utang Whoosh hanya tinggal menunggu keputusan presiden (keppres).
Sejauh ini kata Rosan, pemerintah belum memutuskan opsi apa saja yang diambil untuk melunasi utang tersebut, pemerintah lanjut dia masih menimbang beberapa opsi. Hasil kajian itu nantinya bakal dipaparkan ke sejumlah kementerian/lembaga (K/L) terkait, jika memang sudah rampung.
Baca Juga: Dari Whoosh hingga Family Office, Perang Senyap Purbaya Vs Luhut
"Kita akan presentasikan (opsi pelunasan utang Whoosh) agar penyelesaiannya adalah penyelesaian yang komprehensif. Bukan hanya penyelesaian yang sifatnya bisa potensi problem lagi, enggak! Kita mau komprehensif," kata Rosan dilansir Senin (20/10/2025).
Rosan yang juga menjabat CEO Danantara itu mengatakan pihaknya bakal memaparkan berbagai opsi pelunasan utang Whoosh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi hingga Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Rosan mengatakan pihaknya tak sekadar memikirkan dari segi finansial, melainkan sampai masalah komunikasi dengan Pemerintah China. Ia mengaku juga akan berbicara dengan National Development and Reform Commission (NDRC) selaku otoritas terkait di Negeri Tirai Bambu.
"Jadi, tolong bersabar. Ini opsi kita sedang kaji semua dan bukan hanya semata-mata dari finansial. Supaya ke depan ini berjalan dengan baik, dampaknya ke KAI juga positif. Karena ini kan nanti dampaknya ke KAI, ke pelayanan kereta api yang lainnya," tegas Rosan.
Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu enggan menjelaskan apa saja opsi yang tengah dikaji pemerintah. Ia hanya berharap kajian tersebut bisa rampung sebelum 2025 berakhir.
Sedangkan Luhut sempat mengklaim permasalahan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung tinggal mengurus restrukturisasi kepada China Development Bank (CDB).
Ia mengklaim penerbitan keppres tertunda menyusul pergantian kepemimpinan dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Prabowo Subianto.
Keppres itu, menurut Luhut, bakal berisi nama-nama yang tergabung dalam tim perundingan dengan CDB. Luhut mengaku sudah meminta Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani menunjuk sejumlah nama anggota tim.
Baca Juga: Banyak yang Kepanasan dengan Gaya 'Koboy' Purbaya
"Saya bilang waktu ke China tiga bulan lalu, oke, tapi tinggal nunggu keppres. Kemarin saya sudah bilang sama Pak Rosan, saya bilang, 'Rosan, segera saja bikin itu (tim). Orangnya ini, ini, ini. Bikin keppres-nya'. Ya, dia (Rosan) bilang 'saya bicara presiden'," ungkap Luhut dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
"Kita ribut soal Whoosh. Whoosh itu masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restructuring (restrukturisasi utang) saja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN (membayar utang Whoosh)," tegasnya.