Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansyah, menyampaikan bahwa BINA Great Sale menjadi kesempatan penting untuk memperkuat arus konsumsi. “Target transaksi 30 triliun rupiah dapat tercapai karena sinergi pelaku ritel. Diskon besar dan VAT refund 11 persen untuk wisatawan asing memicu transaksi. Kami menangkap kebutuhan publik terhadap harga terbaik pada periode akhir tahun” ujarnya.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menyatakan dalam sambutannya bahwa periode Natal dan Tahun Baru merupakan musim penjualan terbesar kedua ritel nasional. Ia mengatakan, “Sebanyak 411 mal berpartisipasi. Kami menggerakkan trafik pengunjung dengan event dan aktivitas supaya terjadi transaksi, bukan sekadar kunjungan.”
Dalam sesi diskusi bersama media, Alphonzus menambahkan bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan baru. Ia menjelaskan, “Publik lebih selektif dan menunggu potongan harga signifikan. Mall perlu memberi pengalaman dan nilai nyata agar konsumen memutuskan membeli.”
APPBI memberi contoh pelaksanaan Bali Great Sale dan Surabaya Holiday Super Sale yang mendorong wisata belanja dan pergerakan UMKM daerah.
Widiyanti menutup sesi dengan menegaskan komitmen pemerintah memperkuat ekonomi domestik. Ia menyampaikan, “BINA Indonesia Great Sale menjadi strategi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Pergerakan wisatawan memberi dorongan langsung terhadap ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di berbagai sektor.”
Pelaku ritel menilai program ini sebagai ruang menggerakkan transaksi akhir tahun. Diskon besar dan promosi terintegrasi menjadi taktik menarik konsumen agar membelanjakan pendapatan di dalam negeri. Program ini diharapkan meningkatkan omzet ritel dan menambah pendapatan UMKM di seluruh daerah.