Pemerintah meluncurkan program Indonesia Great Sale 2025 sebagai bagian dari gerakan nasional Belanja di Indonesia Aja (BINA). Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana secara resmi membuka program ini di Balai Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat. Program ini akan digelar mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 dengan target transaksi antara 30 sampai 32 triliun rupiah.
Program ini melibatkan lebih dari 380 perusahaan ritel. Tersedia 80 ribu gerai dan 800 merek yang tersebar di 400 mal pada 24 provinsi. Seluruh peserta memberikan diskon 20 sampai 80 persen. Selain itu, wisatawan mancanegara memperoleh potongan tambahan sebesar 11 persen dari Pajak Pertambahan Nilai.
Dalam sambutannya, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa sektor ritel dan pariwisata memegang peran penting dalam penguatan ekonomi menjelang akhir tahun. Ia mengatakan, “Pergerakan wisatawan dan peningkatan transaksi ritel memberi dampak langsung pada ekonomi daerah dan UMKM. Pemerintah mendorong agar manfaat program ini dirasakan sampai pelaku usaha di seluruh provinsi.”
Baca Juga: Ajak Konsumen Partisipatif, Lemomo Bangun Ekosistem Belanja yang Interaktif
Dari sesi tanya jawab bersama media, Widiyanti menjelaskan tujuan memperkuat konsumsi dalam negeri. Ia menegaskan, “Wisatawan Nusantara Januari sampai September 2025 mencapai 901,9 juta perjalanan dan tumbuh 18,99 persen dibanding 2024. Angka ini menunjukkan peluang besar bagi sektor ritel. Kami ingin belanja wisata terserap di dalam negeri, bukan di luar negeri.”
Ia juga menyampaikan bahwa rata rata pengeluaran wisatawan mancanegara mencapai 1391 dolar Amerika per kunjungan. Belanja oleh oleh mengambil porsi 11,4 persen dari total pengeluaran. Ia menekankan, “Kami menyiapkan paket wisata dan program promosi terintegrasi untuk menarik kunjungan dan meningkatkan pengeluaran wisatawan.”
Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansyah, menyampaikan bahwa BINA Great Sale menjadi kesempatan penting untuk memperkuat arus konsumsi. “Target transaksi 30 triliun rupiah dapat tercapai karena sinergi pelaku ritel. Diskon besar dan VAT refund 11 persen untuk wisatawan asing memicu transaksi. Kami menangkap kebutuhan publik terhadap harga terbaik pada periode akhir tahun” ujarnya.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menyatakan dalam sambutannya bahwa periode Natal dan Tahun Baru merupakan musim penjualan terbesar kedua ritel nasional. Ia mengatakan, “Sebanyak 411 mal berpartisipasi. Kami menggerakkan trafik pengunjung dengan event dan aktivitas supaya terjadi transaksi, bukan sekadar kunjungan.”
Dalam sesi diskusi bersama media, Alphonzus menambahkan bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan baru. Ia menjelaskan, “Publik lebih selektif dan menunggu potongan harga signifikan. Mall perlu memberi pengalaman dan nilai nyata agar konsumen memutuskan membeli.”
APPBI memberi contoh pelaksanaan Bali Great Sale dan Surabaya Holiday Super Sale yang mendorong wisata belanja dan pergerakan UMKM daerah.
Widiyanti menutup sesi dengan menegaskan komitmen pemerintah memperkuat ekonomi domestik. Ia menyampaikan, “BINA Indonesia Great Sale menjadi strategi pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Pergerakan wisatawan memberi dorongan langsung terhadap ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di berbagai sektor.”
Pelaku ritel menilai program ini sebagai ruang menggerakkan transaksi akhir tahun. Diskon besar dan promosi terintegrasi menjadi taktik menarik konsumen agar membelanjakan pendapatan di dalam negeri. Program ini diharapkan meningkatkan omzet ritel dan menambah pendapatan UMKM di seluruh daerah.