Sikap rendah hati seorang pemimpin ibarat mata pisau yang tumpul. Mereka tidak menunjukkan kekuatan atau kehebatan secara berlebihan, tetapi tetap efektif dalam menjalankan peran. Hal ini tentunya membantu menciptakan hubungan yang baik dan membangun kepercayaan dalam sebuah tim.
Komisaris PT Metropolitan Land Tbk., Nanda Widya, berbagi pesan bahwa seorang pemimpin harus tetap rendah hati. Sebesar apapun kekuasaan yang dimiliki, kesombongan tidak ada gunanya. Sikap rendah hati lah yang menjadi cikal bakal seorang pemimpin unggul.
Baca Juga: Kisah Kunjungan Dato Sri Tahir ke Vatikan, Sudah Dua Kali Bertemu Paus Fransiskus
“Rendah hati itu adalah cikal bakal pemimpin yang unggul. Anda tidak perlu sombong, karena sombong itu relatif, kalau Anda tiba-tiba Anda dipecat jadi direktur, sudah tidak bisa sombong lagi. Jadi, sebelum Anda dipecat karena kesombongan itu lebih baik Anda nggak perlu sombong, (tetap) rendah hati,” ujar Nanda Widya seperti Olenka kutip, Selasa (17/9/2024).
Selain rendah hati, hal penting lainnya yang perlu dijaga oleh seorang pemimpin adalah komunikasi. Komunikasi menjadi kunci penting antara pemimpin dan bawahannya. Ini bukan hanya tentang menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami perspektif karyawan.
“Kalau pemimpin bisa berkomunikasi dengan baik itu, saya kira hampir semua orang akan apresiasi kepada kita,” imbuh Nanda Widya.
Baca Juga: Pesan Presdir BCA untuk Anak Muda yang Sering Merasa Minder karena Finansial
Nanda Widya, namanya tersohor sebagai Komisaris PT Metropolitan Land Tbk. yang sudah dijabatnya sejak 2016. Dalam sejumlah sumber disebutkan, alumnus Teknik Sipil UI ini pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk., periode 2004-2016.
Nanda Widya juga pernah menjabat berbagai posisi di beberapa perusahaan. Di antaranya adalah Direktur PT Metropolitan Land dari tahun 1994-2004; Direktur Utama PT Metropolitan Karyadeka Development dari tahun 2009-2015; dan Komisaris Utama PT Metropolitan Persada Internasional dari tahun 2012-2017.