Growthmates , apa kamu tahu fenomena breadcrumbing ?
Jika berselancar di Google, pasti kamu akan menemukan, breadcrumbing adalah praktik, di mana seseorang memberi sinyal atau kontak yang samar-samar kepada seseorang, terutama melalui pesan teks atau media sosial tanpa memiliki niat serius untuk berkomitmen.
Istilah ini merujuk pada cara seseorang mempertahankan kehadiran dalam kehidupan seseorang dengan memberikan "serpihan" atau "jejak" kecil dari perhatian atau komunikasi, tetapi tidak pernah melakukan langkah-langkah konkret untuk memajukan hubungan tersebut.
Hal ini dapat membuat penerima pesan bingung atau frustrasi karena mereka mungkin mengira ada minat yang nyata, namun pada kenyataannya, orang yang melakukan breadcrumbing mungkin hanya ingin mempertahankan pilihan atau opsi mereka terbuka tanpa harus berkomitmen sepenuhnya.
Praktik ini sering kali dianggap tidak etis karena dapat menyebabkan perasaan tersakiti dan membuang-buang waktu dan emosi seseorang.
Secara garis besar, breadcrumbing memang dapat diartikan seperti itu. Namun, breadcrumbing ini juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis lho .
Baca Juga: Meningkatnya Kebutuhan Adopsi AI dalam Customer Journey demi Keberlangsungan Bisnis
Fenomena Breadcrumbing dalam Bisnis
Fenomena "breadcrumbing" dalam konteks bisnis bisa juga merujuk pada strategi pemasaran di mana perusahaan menarik pelanggan dengan menawarkan sesuatu secara gratis atau dengan biaya yang sangat rendah, tetapi pada akhirnya mereka dihadapkan pada biaya tambahan atau keharusan untuk melakukan pembelian lain yang lebih mahal.
Item gratis atau pemberian makanan pembuka gratis, sering digunakan di restoran berbagai jenis masakan, termasuk restoran Italia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendorong pelanggan memesan menu utama.
Dalam kasus "memikat pelanggan dengan roti gratis", perusahaan mungkin menawarkan produk atau layanan secara gratis atau dengan diskon besar untuk menarik perhatian pelanggan.
Namun, setelah pelanggan terikat atau tertarik, perusahaan kemudian memperkenalkan biaya tambahan, atau mendorong pembelian produk atau layanan tambahan yang lebih mahal.
Survei Asosiasi Restoran Indonesia pada tahun 2023 membagikan hasil penelitiannya terhadap 100 restoran Italia di Indonesia. Hasilnya, 70% restoran yang menerapkan strategi roti gratis ini mengalami peningkatan omzet dalam enam bulan terakhir. Peningkatan omzet ini berkisar antara 5% hingga 15%.
Strategi breadcrumbing ini ternyata bisa membuat pelanggan memesan minuman lebih banyak dan keuntungan kotor untuk minuman bisa mencapai 53%.
Selain itu, restoran yang menawarkan hidangan pelengkap gratis ini memiliki tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi dibandingkan restoran yang tidak menawarkannya. Pelanggan yang merasa puas bisa kembali lagi, bahkan merekomendasikan restoran kepada orang lain.
Fenomena breadcrumbing ini merupakan strategi bisnis yang menggabungkan sisi psikologis, bisnis, dan biologi karena memanfaatkan prinsip-prinsip fundamental dari masing-masing bidang untuk mencapai tujuan bisnis tertentu.
- Sisi Psikologis: Memberikan sesuatu secara gratis membuat pelanggan merasa dihargai dan kepuasannya meningkat, hingga menjadi pelanggan yang kembali . Tingkat retensi pelanggan yang tinggi akan mendorong mereka untuk memberikan otorisasi restoran ini kepada orang lain.
- Sisi Biologis: Camilan gratis dapat meningkatkan kadar gula darah, memicu rasa lapar, dan mendorong pelanggan untuk memesan makanan lebih banyak.
- Sisi Bisnis: Breadcrumbing meningkatkan penjualan dengan mendorong pelanggan untuk memesan lebih banyak. Hal demikian juga berkaitan dengan prinsip timbal balik atau timbal balik dari pelanggan atas layanan yang mereka terima. Dengan demikian, restoran dapat meningkatkan margin keuntungan dan pendapatan.
Melansir dari Finfolk, dengan menggabungkan aspek-aspek psikologis, bisnis, dan biologi, strategi breadcrumbing dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan sambil memanfaatkan prinsip-prinsip dasar tentang bagaimana manusia bertindak dan merespons.
Baca Juga: Apakah Promosi Bisnis Lewat Influencer Bisa Lebih Efektif?
Namun, penting bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan jelas kepada pelanggan tentang biaya dan syarat-syarat yang terkait dengan penawaran mereka serta memastikan bahwa strategi pemasaran mereka tetap jujur dan transparan agar tidak menimbulkan ketidakpuasan atau kerugian bagi pelanggan.
Kalau kejadiannya bagaimana, Growthmates ? Fenomena breadcrumbing ini menguntungkan atau merugikan?