Pemerintah Indonesia masih terus mencari skema terbaik untuk menindaklanjuti proyek pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.
proyek ini memang masih terhambat berbagai kendala teknis, namun pemerintah optimis proyek kereta semicepat mesti dikebut secepat mungkin.
Proyek ini telah masuk ke dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
Baca Juga: Lirik Potensi Industri Kereta Api Indonesia, Askrindo Syariah Jalin Kerja Sama dengan INKA
Hanya saja eksekusi proyek tersebut mesti melalui peraturan presiden (perpres). Sekarang ini perpres yang dimaksud belum tuntas digodok.
“Memang masalah dari kita karena masih belum selesai menyusun aturan, (Perpres),” kata Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dilansir Sabtu (24/5/2025).
Luhut mengaku pengerjan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih baik dari proyek sebelumnya yakni kereta cepat Jakarta-Bandung.
Untuk itu dia berharap Perpres yang menjadi payung hukum dari proyek ini segera dituntaskan sehingga kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa segera digarap bersama mitra dari China.
"Harus segera perpresnya karena ditunggu pihak China, kalau sudah OK baru 'joint study' yang pasti akan lebih bagus dari kereta cepat Jakarta-Bandung," tambah Luhut.
"Tidak mencari siapa yang salah, tapi kita belajar dari kesalahan kita karena saya terlibat di situ juga dulu," tambahnya.
Sekar info, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya merupakan perpanjangan dari trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Surabaya dari 10 jam menjadi 3,5 jam melalui jalur darat.
Pemerintah sebelumnya menargetkan, tarif Kereta Cepat Jakarta - Surabaya akan lebih ekonomis dibandingkan Jakarta-Bandung atau Whoosh.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kini sedang menyusun prastudi kelayakan potensi kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Sedikitnya ada tiga jalur perpanjangan kereta cepat ke Surabaya yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara. Ketiga jalur tersebut adalah lintas selatan rute Bandung-Surabaya melalui Kroya dan Yogyakarta sejauh 629,5 km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit.
Tak Kuras APBN
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dipastikan tidak bakal menguras Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kendati mega proyek itu membutuhkan ongkos yang tidak sedikit.
Sekarang ini pemerintah sedang putar otak mencari skema pembiayaan yang pas, termasuk mempertimbangkan keterlibatan pihak swasta dalam proyek tersebut sebab APBN bakal dipakai untuk memuluskan program pemerintah yang bersifat mendesak salah satunya adalah Program Makan Bergizi Gratis (PMG).
"Kita membuka kemungkinan pihak swasta, karena sekali lagi yang tidak membebani anggaran. Jadi creative financing kita sangat terbuka apa pun bentuknya, tapi dengan catatan tidak membebani APBN kita," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.
Baca Juga: Mengenang Mendiang Arifin Panigoro Raja Minyak yang Taat Pajak
"APBN tahun ini fokus pada kegiatan-kegiatan yang lebih utama untuk kepentingan masa depan bangsa kita, seperti Makan Bergizi Gratis. Mungkin ada yang tidak setuju, tapi dari saya pribadi bahwa menyiapkan generasi muda itu lebih penting," tegas Dudy.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengungkapkan saat ini terdapat dua kajian yang berjalan secara paralel. Kajian pertama adalah kelanjutan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuju Surabaya oleh operator, sementara kajian kedua adalah proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang sebelumnya pernah dikaji oleh investor Jepang.
Risal juga menjelaskan bahwa terdapat dua skema kerja sama yang dipertimbangkan dalam proyek ini, yaitu investasi penuh dari swasta dan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited.
"Kalau nanti yang full investasi, itu bisa penugasan atau penunjukan langsung, tapi kalau berbicara KPBU unsolicited, kita akan menunjuk mereka sebagai pemrakarsa, dan itu akan dilelang," ujarnya.
Belum Ada Kejelasan Soal Jalur Kereta
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya mesti dikerjakan dengan pertimbangan teknis yang matang, karenanya sampai sekarang pemerintah belum bisa memutuskan jalur mana yang pas untuk dilalui kereta ini.
Baca Juga: Pertemanan Tahir dan Syed Mokhtar Serta Mimpi Membangun Museum Muslim di Indonesia
Pemerintah awalnya sudah merencanakan kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal melintasi melintasi jalur utara via Cirebon-Semarang sejauh 713 km, kekinian pemerintah mempertimbangkan memindahkan jalur tersebut ke Selatan.
“Nah, kemarin kan ada studi rencana yang semi kereta cepat yang trase (jalur) utara kita hentikan, kita mau pindahkan ke trase selatan untuk jalur studi,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian, Mohamad Risal Wasal.
Pemerintah segera menggelar uji kelayakan di jalur Selatan. Uji kelayakan bakal melibatkan berbagai pihak termasuk mitra dari Jepang.
“Kami masih menunggu hasil studi desainnya seperti apa,” ujar Risal