Filosofi Bisnis dan Tips Sukses
Dalam menjalankan bisnisnya, Martha Tilaar berpegang pada filosofi dan prinsip hidup yang membantunya tetap fokus dan berjalan di jalur yang benar. Menurutnya, filosofi hidup sangat penting karena menjadi penuntun dalam mengambil keputusan, menjaga tanggung jawab atas setiap pekerjaan, serta memastikan bahwa apa yang kita lakukan tidak merugikan orang lain maupun lingkungan.
Dikutip dari Liputan6.com, Martha menganut filosofi hidup Tri Hita Kirana yang berasal dari Bali. Ia meyakini bahwa jika sebuah usaha memanfaatkan alam, seperti tanaman, maka pelaku usaha juga harus menanam kembali dan menjaga kelestariannya. Selain itu, kesuksesan dalam berbisnis, menurutnya, juga harus dibarengi dengan kemauan untuk berbagi.
Martha juga memegang prinsip untuk tidak memilih jalan yang mudah. Baginya, tantangan justru berperan penting dalam mengasah keterampilan, membangun disiplin, kerja keras, dan ketekunan. Ia percaya bahwa kemampuan dan mental yang terlatih dengan baik adalah kunci untuk mencapai puncak kesuksesan.
Sebagai pegangan hidup dan bekerja, Martha memperkenalkan lima kunci kesuksesan yang dirangkum dalam singkatan DJITU, yaitu Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet. Prinsip ini tidak hanya menjadi kunci keberhasilannya, tetapi juga menjadi dasar filosofi Martha Tilaar Group.
Ia pun mengajak setiap orang untuk memulai dari diri sendiri dengan menerapkan nilai-nilai DJITU, karena menurutnya, dengan konsistensi dan keyakinan, kesuksesan akan datang, jika tidak untuk diri sendiri, maka untuk generasi berikutnya.
Penghargaan
Sepanjang kiprahnya, Martha Tilaar menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional yang mencerminkan kontribusinya yang luas bagi dunia kecantikan, pelestarian budaya, serta pengembangan industri di Indonesia.
Dikutip dari Wikipedia, pengakuan internasional pertama diraihnya pada 1984 melalui gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) di bidang Fashion and Artistry dari World University, Tucson, Arizona. Apresiasi global tersebut berlanjut pada 1987, ketika ia menerima American Gold Star Award for Quality dan Asia Award for The Quality dari Trade Leader’s Club di Madrid, yang menegaskan kiprahnya dalam membangun standar mutu dan profesionalisme di industri kecantikan.
Di dalam negeri, dedikasi Martha Tilaar terhadap pendidikan dan pengembangan industri mendapatkan perhatian serius sejak awal 1990-an. Pada 1991, ia dianugerahi Penghargaan Nasional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, disusul Penghargaan Upakarti dari Presiden Republik Indonesia atas peran aktifnya dalam membina industri kecil dan menengah.
Pengakuan tersebut diperkuat dengan penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan pada 1993, yang menandai kontribusinya dalam mendukung pembangunan nasional melalui sektor industri kreatif dan berbasis kearifan lokal.
Memasuki pertengahan hingga akhir 1990-an, rangkaian penghargaan bergengsi terus mengalir. Ia menerima Redmod–Indonesia Mode Development Award pada 1994, kemudian The Leading Women Entrepreneurs of The World Award dari Monako pada 1999 sebagai pengakuan atas kepemimpinannya di tingkat global. Pada 2000, Martha Tilaar dianugerahi Prijadarshini Award dari International Federation of Women Entrepreneurs (IFWE) di New Delhi.
Pada tahun yang sama, namanya diabadikan dalam dunia ilmu pengetahuan melalui penamaan spesies anggrek Ceologyne marthae oleh Herbarium National Netherlands Institution, Universitas Leiden, sekaligus memperoleh gelar bangsawan Kanjeng Raden Ayu (KRAy) dari Mangkunegara IX, Keraton Solo.
Prestasi dan kontribusinya terus berlanjut pada dekade berikutnya. Dikutip dari laman resmi Martha Tilaar Group, pada 2002, ia menerima Anugerah Teknologi Siddhakretya sebagai bentuk apresiasi atas inovasi dan pemanfaatan teknologi. Tahun 2012 menjadi tonggak penting dengan diraihnya gelar Perekayasa Utama Kehormatan dari BPPT serta penghargaan Pioneer in Technology dari Kementerian Perindustrian.
Pengakuan di ranah korporasi dan keberlanjutan diwujudkan melalui Corporate Image Award pada 2013 dan Outstanding Corporate Innovation Award pada 2015, yang menegaskan konsistensinya dalam membangun bisnis berdaya saing dan berkelanjutan.
Puncak pengakuan negara diberikan pada 2016 melalui penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah Republik Indonesia, sebagai apresiasi atas jasanya dalam memajukan kebudayaan bangsa.
Pada periode yang sama, Martha Tilaar juga menerima berbagai penghargaan lain seperti Asia Responsible Entrepreneurship Awards untuk kategori Green Leadership, Sustainable Business Award, Anugerah Abyudaya, serta Family Business Award dengan tema “Building Family Reputation”, yang semakin menegaskan warisan nilai, inovasi, dan keberlanjutan yang ia bangun sepanjang perjalanan hidup dan kariernya.
Baca Juga: Prinsip Martha Tilaar dalam Mendidik Anak, Pentingnya Menanamkan Mental 'Fight'