Milestone Bisnis

Dikutip dari laman resmi Martha Tilaar Group, perjalanan bisnis Martha Tilaar Group bermula dari langkah sederhana namun visioner. Pada 1970, Martha Tilaar memulai usahanya dari garasi rumah orang tuanya, Yakob Handana, di Menteng, Jakarta Pusat.

Dua tahun kemudian, ia membuka Martha Griya Salon di Menteng, salon kecantikan kedua yang menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya konsep perawatan kecantikan tradisional berbasis tanaman herbal diperkenalkan dan dikembangkan secara serius sebagai bisnis.

Semangat meramu kearifan lokal dengan pendekatan modern itu kemudian melahirkan PT Martina Berto pada 1977, yang didirikan bersama Bernard Pranata (alm.) dan Theresia Harsini Setiady. Di tahun yang sama, kolaborasi dengan Theresia Harsini Setiady yang juga pendiri Kalbe Group melahirkan brand legendaris Sariayu, sebagai produk kecantikan dan jamu modern yang mengusung kekayaan alam Indonesia.

Memasuki dekade 1980-an, PT Martina Berto menunjukkan keseriusannya dalam industri dengan mendirikan pabrik sendiri di kawasan industri Pulogadung pada 1981, disusul pabrik kedua pada 1983.

Pada tahun yang sama pula, didirikan PT SAI Indonesia, sebelumnya PT Sari Ayu Indonesia,

untuk memperkuat distribusi produk kosmetik. Periode 1988 hingga 1990 menjadi fase ekspansi merek, ditandai dengan lahirnya berbagai lini kosmetik seperti Cempaka, Jamu Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours Martha Tilaar, hingga Belia Martha Tilaar.

Pertumbuhan bisnis berlanjut dengan proses akuisisi sejumlah perusahaan ke dalam PT Martina Berto pada 1993–1995, sekaligus menegaskan posisinya sebagai pemain utama industri kosmetik nasional.

Komitmen terhadap mutu dan keberlanjutan tercermin pada 1996 ketika PT Martina Berto menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat ISO 9001, kemudian disusul sertifikat ISO 14001 pada 2000.

Pada 1999, Martha Tilaar Group mengonsolidasikan kepemilikan saham PT Martina Berto yang sebelumnya sebagian dimiliki Kalbe Group, sehingga sepenuhnya berada di bawah manajemen Martha Tilaar Group. Di awal 2000-an, perusahaan terus memperluas portofolio merek lintas segmen melalui hadirnya Professional Artist Cosmetics (PAC), Dewi Sri Spa, Jamu Garden, dan berbagai merek lainnya, memperkuat posisi di pasar ritel maupun profesional.

Tonggak penting lainnya terjadi pada 2011 saat PT Martina Berto resmi menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Martina Berto Tbk. Pada tahun yang sama, Martha Tilaar Group terpilih sebagai salah satu dari 55 perusahaan dunia yang menjadi anggota Global Compact Lead PBB di Davos, Swiss, sebuah pengakuan atas praktik bisnis berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Kini, setelah melewati lebih dari empat dekade perjalanan, Martha Tilaar Group berkembang menjadi kelompok usaha terpadu yang menaungi berbagai entitas, mulai dari PT Martina Berto Tbk sebagai perusahaan produksi dan pemasaran, PT Cedefindo sebagai perusahaan manufaktur dan maklon, PT Martha Beauty Gallery yang bergerak di bidang pendidikan kecantikan melalui Puspita Martha International School, PT Cantika Puspa Pesona di sektor spa dan salon termasuk waralaba, PT Creative Style Mandiri sebagai agensi periklanan, hingga PT Kreasi Boga Primatama sebagai penyedia tenaga kerja.

Kerap Diremehkan

Perjalanan Martha Tilaar menuju kesuksesan tidak selalu berjalan mulus. Di awal karier, ia kerap diremehkan, terutama karena statusnya sebagai perempuan. Bahkan, ia beberapa kali mengalami penolakan dari pihak bank saat mengajukan pinjaman untuk mengembangkan usahanya.

Tantangan juga muncul ketika Martha mulai memasarkan produknya di pusat perbelanjaan. Ia mengungkapkan bahwa banyak orang, termasuk teman-temannya sendiri, meragukan produk masker herbal dan lulur buatannya.

“Teman-teman saya mengira saya orang gila yang ingin menjadi dukun atau penyihir agar cepat kaya,” ungkap Martha, seperti dikutip dari BBC.

Meski menghadapi berbagai keraguan dan cibiran, Martha tidak menyerah. Justru, perlakuan tersebut menjadi dorongan baginya untuk terus membuktikan kualitas produknya. Kini, Sariayu telah hadir di berbagai pusat perbelanjaan di Indonesia dan meraih beragam penghargaan bergengsi, menjadi bukti nyata dari ketekunan dan kerja kerasnya.

Baca Juga: Kisah Martha Tilaar Membangun Brand Sariayu: Bermula dari Garasi, Kini Produknya Tersohor Hingga Luar Negeri