Siapa yang menyangka, seorang aktivis buruh bisa menembus lingkar elite pemerintahan dan korporasi besar? Nama Andi Gani Nena Wea menjadi contoh menarik dari dinamika tersebut. Ia dikenal sebagai Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), sekaligus pernah menjabat Komisaris Utama di BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk.

Kini, ia dipercaya sebagai Staf Ahli Kapolri bidang Ketenagakerjaan, sebuah posisi yang mempertemukan dunia buruh dengan lembaga penegak hukum.

Baca Juga: Mengenal Eric Trump, Putra Donald Trump yang Disebut-sebut Prabowo dalam Insiden Mikrofon Bocor di KTT Gaza

Lahir di Jakarta pada 5 Oktober 1975, darah pergerakan mengalir kuat dalam dirinya. Ayahnya, Jacob Nuwa Wea, adalah mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di era awal reformasi. Dari sang ayah, Andi Gani mewarisi kepedulian sosial sekaligus kemampuan berdiplomasi di ruang-ruang kekuasaan.

Dari Kampus ke Ruang Serikat

Perjalanan Andi Gani bermula dari bangku kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tempat ia meraih gelar Sarjana Hukum. Latar hukum itu saat ini membantunya menavigasi kompleksitas advokasi ketenagakerjaan. 

Pada awal 2000-an, Andi Gani mulai aktif di dunia organisasi pekerja. Ia menapaki tangga karier di KSPSI, hingga akhirnya dipercaya memimpin konfederasi besar itu sejak 2012. Kepemimpinannya dikenal lugas dan berani, sering kali menempatkannya di garis depan ketika isu-isu buruh memanas.

Baca Juga: Mengenal Sultan Bachtiar Najamudin: Politisi yang Pernah Usaha Service AC, Kini Pimpin DPD RI

Namun, di balik citra vokalnya, Andi juga dikenal sebagai negosiator ulung. Ia mampu membuka jalur komunikasi antara buruh, pemerintah, dan pengusaha.

Buruh, BUMN, dan Politik

Keberhasilan membangun jejaring luas membawa Andi Gani melangkah ke dunia korporasi. Ia pernah menjadi Direktur di PT BPS Energy, sebelum akhirnya menjabat Komisaris Utama PT PP (Persero) Tbk.

Kiprah di BUMN ini menimbulkan perdebatan publik. Banyak yang bertanya, bagaimana seorang pemimpin serikat buruh bisa sekaligus berada di lingkar manajemen perusahaan besar?

Baca Juga: Mengenal Sosok Giffari Naufal Arisma Putra: Pengusaha Muda dan Pemimpin Redaksi Life at News

Namun, Andi menjawab kritik itu dengan sederhana. Menurutnya, pemimpin buruh juga berhak berada di ruang strategis pengambil keputusan, selama tetap menjaga integritas perjuangan.

“Kalau kita ingin membela buruh, kita harus tahu cara kerja industri,” ujarnya dalam salah satu wawancara beberapa waktu lalu.

Pada 2023, ia mengundurkan diri dari jabatan komisaris ketika bergabung sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo – Mahfud MD di Pilpres 2024. Keputusan itu menegaskan kedekatannya dengan poros politik pro-buruh, sekaligus menandai langkah barunya di arena politik nasional.

Menembus ASEAN, Memperjuangkan Buruh Regional

Di luar negeri, kiprahnya tak kalah mencolok. Pada 2023, Andi Gani terpilih sebagai Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC) untuk periode 2023–2026. ATUC merupakan organisasi payung serikat buruh dari seluruh negara ASEAN, yang berfokus pada isu kesejahteraan pekerja lintas batas dan hak buruh migran. Pemilihannya di forum regional ini menjadi pengakuan atas pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Mengenal Sosok M. Hadi Nainggolan: Mantan Penjual Kue Keliling yang Kini Menjabat Ketua Satgas Pangan BPP HIPMI

Ia kerap menyuarakan pentingnya solidaritas regional dalam menghadapi gelombang digitalisasi dan ekonomi hijau yang bisa mengubah pola kerja di masa depan.

“Kita tidak bisa melawan perubahan, tapi kita bisa memastikan buruh tidak tertinggal dari perubahan itu,” kata Andi dalam forum ATUC di Manila.

Masuk ke Institusi Kepolisian

Langkah paling menarik datang pada Mei 2024. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk Andi Gani sebagai Staf Ahli Kapolri bidang Ketenagakerjaan. Penunjukan ini dianggap simbolis, Polri ingin menjembatani isu ketenagakerjaan dengan penegakan hukum, terutama dalam kasus pelanggaran hak buruh dan keamanan industri.

Andi Gani menyambut jabatan itu dengan sikap hati-hati. Ia mengatakan, posisi ini bukan sekadar penghormatan, melainkan tanggung jawab moral.

Baca Juga: Mengenal Sukamdani Sahid Gitosardjono, Sosok di Balik Lahirnya Sahid Group

“Saya datang bukan untuk birokrasi, tapi untuk memastikan suara pekerja bisa sampai ke ruang kebijakan,” ujarnya kala itu.

Di bawah koordinasinya, Polri kemudian membentuk “Desk Ketenagakerjaan”, unit yang berfungsi mempercepat penanganan kasus ketenagakerjaan di berbagai daerah.

Antara Ideal dan Realitas

Kehadiran Andi Gani di berbagai lingkar kekuasaan membuatnya menjadi figur yang sering disorot. Di satu sisi, ia dianggap berhasil memperluas pengaruh buruh ke level strategis negara. Di sisi lain, ada kritik yang mempertanyakan batas antara perjuangan buruh dan kepentingan politik.

Baca Juga: Mengenal Sosok Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda

Namun, terlepas dari perdebatan itu, rekam jejak Andi Gani menunjukkan satu hal yang konsisten: komitmen terhadap perbaikan sistem ketenagakerjaan di Indonesia.

Ia pernah berkata, “Gerakan buruh tidak boleh berhenti di jalanan. Ia harus punya ruang di meja kebijakan.”

Kini, di usianya yang ke-50, Andi Gani Nena Wea telah menjelma dari aktivis muda menjadi salah satu figur paling berpengaruh di bidang ketenagakerjaan Indonesia dan Asia Tenggara.