Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X) merupakan pemimpin tertinggi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (Kraton Jogja) sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terakhir dilantik pada tahun 2022 untuk periode 2022-2027. Sebagai “raja” sekaligus gubernur, Sri Sultan HB X dikenal akan sikapnya yang membumi dan dekat dengan rakyat.
Belum lama ini, namanya diperbincangkan berkat keberanian dan kemauannya turun langsung menemui rakyat yang melakukan aksi demonstrasi pada Agustus-September lalu. Tidak hanya itu, kebiasaannya yang pergi tanpa pengawalan maupun sirine atau strobo menarik simpati masyarakat Indonesia. Banyak yang menyebutnya sebagai ‘the real Raja dari Jawa’.
Baca Juga: Mengenal Sosok Purbaya Yudhi Sadewa, Magnet Baru Pemberitaan Nasional
Profil Sri Sultan Hamengku Buwono X
Mengutip situs Kraton Jogja, pria kelahiran Yogyakarta pada 2 April 1946 ini lahir dengan nama Bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Dia merupakan anak laki-laki tertua Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan istri keduanya bernama RA Siti Kustina (BRA Widyaningrum/KRA Widyaningrum/RA Adipati Anum).
HB X sempat ditunjuk sebagai Pangeran Lurah atau yang dituakan di antara semua pangeran di Kraton Jogja. Karena kedekatannya dengan masyarakat, dia juga kerap disapa “Mas Jun”. Sementara itu, gelarnya saat dewasa adalah Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Mangkubumi dan menjadi KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram setelah diangkat sebagai putra mahkota.
Soal dunia pemerintahan, HB X belajar langsung dari ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia kala itu. Dia juga pernah menjadi Ketua Umum Kadinda DIY, Ketua KONI DIY, Ketua Golkar DIY, hingga Komisaris PG Madukismo.
Lulusan program sarjana Fakultas Hukum, Jurusan Ketatanegaraan, Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1982 ini dianggap sebagai pengganti yang tepat untuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang wafat pada 2 Oktober 1988. Sri Sultan Hamengku Buwono X resmi menjadi raja ke-10 Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 7 Maret 1989 dengan gelar Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Ka 10, Suryaning Mataram, Senopati Ing Ngalogo, Langgenging Bawono Langgeng, Langgenging Tata Panotogomo.
Istrinya adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dengan lima (5) anaknya yang kesemua perempuan. Mereka adalah:
- Gusti Raden Ajeng (GRAJ) Nurmalita Sari/GKR Pembayun/GKR Mangkubumi;
- Gusti Raden Ayu (GRAy) Nurma Gupita/GKR Condrokirono;
- Gusti Raden Ajeng (GRAJ) Nurkamnari Dewi/GKR Maduretno;
- Gusti Raden Ajeng (GRAJ) Nurabra Juwita/GKR Hayu;
- Gusti Raden Ajeng (GRAJ) Nur Astuti Wijareni/GKR Bendara.
Pemimpin yang Merakyat
Sri Sultan HB X pertama kali menjabat sebagai Gubernur DIY pada tahun 1998. Saat itu, jabatannya adalah Gubernur Kepala Daerah Tk. I Daerah Istimewa Yogyakarta (1998-2003). Hingga saat ini, HB X telah enam kali dilantik sebagai pemimpin tertinggi Provinsi DIY.
Salah satu cerita menarik dari Sri Sultan adalah kebiasaannya yang pergi tanpa pengawalan. Sebuah video yang beredar luas di media sosial menunjukkan bagaimana mobil Lexus LM 350h hitam bernomor polisi AB 10 HBX yang diketahui sebagai kendaraan pribadi milik HB X ikut mengantre di lampu merah tanpa pengawalan.
Tidak hanya saat menggunakan mobil pribadi, HB X juga jarang menggunakan pengawalan saat menggunakan mobil dinas. Menurutnya, pengawalan diperlukan dalam perjalanan menghadiri acara resmi saja.
"Memang saya biasa tidak ada pengawalan kok kalau tidak acara resmi. Wong saya bisa nyupiri sendiri juga,” ujarnya, mengutip Radar Jogja, Selasa (14/10/2025).