Kiprah Sosial dan Filantropi

Noni dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan lingkungan. Ia mendirikan Bluebird Peduli pada 1998, yang hingga 2020 telah memberikan beasiswa pendidikan kepada lebih dari 33.000 anak pengemudi Bluebird.

Pada 2014, ia meluncurkan program Kartini Bluebird untuk memberdayakan istri pengemudi melalui pelatihan keterampilan seperti menjahit, memasak, hingga membuat kue.

Selain itu, Noni aktif di berbagai lembaga, antara lain Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (2023–2024), Asia Pacific Council of The Nature Conservancy, Clean Air Asia, hingga Komite Bilateral KADIN untuk Norwegia dan Islandia.

Penghargaan dan Pengakuan Internasional

Dikutip dari Tempo, pada 2023, Noni masuk dalam daftar Forbes 50 Over 50: Asia-Pacific bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Ia juga menerima UN Women Empowerment Principles Award pada 2020 serta IDC Futures Enterprise Award sebagai CEO of the Year pada 2021.

Prestasi tersebut menunjukkan bahwa kiprah Noni tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

Harta Kekayaan

Menyoal harta Noni Sri Ayati Purnomo, hingga kini belum ada data pasti yang menyebutkan jumlah kekayaannya secara pribadi.

Namun, kiprah keluarga besarnya memang tidak bisa dilepaskan dari daftar konglomerat Indonesia.

Pada tahun 2017, nama Purnomo Prawiro dan keluarga sempat tercatat dalam daftar orang terkaya versi Forbes.

Keluarga besar pemilik Bluebird Group itu saat itu menduduki peringkat ke-45 sebagai salah satu crazy rich Indonesia dengan total kekayaan ditaksir mencapai US$640 juta atau setara Rp9,6 triliun.

Meski begitu, jumlah kekayaan keluarga Bluebird saat ini belum dapat dipastikan karena kemungkinan besar sudah berubah cukup signifikan jika dibandingkan delapan tahun lalu.

Baca Juga: Mengenal Bayu Priawan Djokosoetono, Komisaris Utama Blue Bird yang Aktif di Dunia Bisnis hingga Politik